MINI Putuskan Tutup Pabrik Produksi di Britania Raya

Rabu, 03 April 2019 | 13:40 WIB
MINI Putuskan Tutup Pabrik Produksi di Britania Raya
Mini Cooper S 2017 berwarna hijau. Sebagai ilustrasi [Shutterstock].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lambat laun, produsen otomotif mulai menutup pabrikannya di Britania Raya. Setelah beberapa manufaktur melakukan hal ini, sekarang tiba giliran MINI melakukan hal senada. Mereka memutuskan untuk tidak lagi melakukan pembuatan produk di Plant Oxford yang berlokasi di Cowley, bagian tenggara Oxford, England.

Dengan kondisi tidak berproduksi lagi, maka suplai MINI di Britania Raya akan mengalami kendala. Selain itu, angka pengangguran dalam kota bakal terdampak.

Menurut Dewan Kota Oxford, Tom Hayes, penutupan pabrik merupakan langkah yang menyedihkan karena telah menutup peluang bagi karyawan untuk bekerja.

"Kami sangat menyesal tidak bisa membantu para pekerja di pabrik MINI Cowley. Walaupun kami sudah berusaha berhati-hati dalam menghadapi kekacauan yang muncul akibat keputusan pemerintah," kata Tom Hayes, dikutip dari Carscoops, Rabu (3/4/2019).

Baca Juga: Jalani Tes Resmi, Mick Schumacher Terkesan Jet Darat F1 Ferrari

Logo MINI. [Shutterstock]
Logo MINI. [Shutterstock]

MINI sendiri sebenarnya menghentikan kegiatan pabrik lebih cepat. Sebelumnya, produsen Jerman, BMW yang menangani MINI sejak 2000 menjadwalkan menutup Plant Oxford pada akhir 2019. Namun kenyataannya, akhir bulan lalu sudah dilakukan penghentian operasional.

Perusahaan itu sendiri telah berbicara kepada Pemerintah Inggris terkait keputusan untuk menghentikan pabrik produksi mereka. Selanjutnya perusahaan berencana membangun fasilitas pabrik di Belanda.

Langkah MINI untuk melakukan penghentian produksi sebenarnya menambah panjang deretan produsen mobil yang tak lagi menggunakan Britania Raya sebagai lokasi pabrik. Sebelumnya, Honda serta Toyota melakukan hal serupa. Putusan akan British Remain atau British Exit dalam kerja sama ekonomi Uni Eropa atau dikenal sebagai Brexit dituduh sebagai biang keladinya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI