Suara.com - Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) menyatakan akan mempelajari peluang di pasar sekunder, setelah targetnya untuk mendirikan 143 diler resmi di kota-kota besar Tanah Air pada tahun ini nyaris rampung.
Hingga Maret 2019, Mitsubishi telah meresmikan lebih 130 diler resmi di seluruh Nusantara. Sementara di 2020, Mitsubishi hanya akan menambah 10 diler, sehingga jumlah diler resminya berjumlah total 153 unit.
Direktur Divisi Penjualan dan Pemasaran PT MMKSI, Irwan Kuncoro, mengatakan 153 diler hingga 2020 sudah cukup untuk memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen. Tetapi pihaknya akan mempelajari pasar sekunder, untuk membuka fasilitas penjualan di kota kecil.
"Memang secara jaringan mobil penumpang kami 153 diler, tapi kami sudah memiliki jaringan komersial mencapai 305 diler. Jadi jaringan diler kami sudah banyak," kata Irwan Kuncoro usai pembukaan dua diler Mitsubishi di Kota Tangerang, Banten, Rabu (27/3/2019).
Irwan mengatakan jumlah ratusan diler untuk penjualan dan layanan purnajual itu sudah mencukupi untuk memberikan pelayanan. Namun ia memastikan bahwa MMKSI tidak akan mengendurkan strategi perluasan diler, melainkan mencari peluang baru dari pasar lain yang belum dioptimalkan.
"Itu sudah sangat mencukupi untuk melakukan layanan sales (penjualan) hingga aftersales (purnajual). Setara dengan tiga merek besar lainnya di angka 300-an (diler)," katanya.
"Makanya kami juga mulai dengan studi ke secondary market, dengan potensi pasar yang tak terlalu besar tapi membutuhkan jaringan," kata Irwan, kemudian menambahkan bahwa target 153 diler pada 2020 masih bisa bertambah.
Kepala Pengembangan Diler MMKSI, Setia Hariadi, mengatakan pihaknya sudah memenuhi kebutuhan diler untuk wilayah dengan penjualan 800 unit mobil per tahun di Indonesia.
Kendati demikian, Setia mengatakan ada peluang di daerah-daerah tertentu dengan penjualan mobil 500-800 unit per tahun, yang disebut sebagai secondary market.
Ia menuturkan, perusahaan harus melihat dari sisi investasi apabila ingin membangun diler dengan penjualan di bawah 800 unit per tahun.
"Kami masih studi karena kalau nilai investasinya di atas Rp 50 miliar (per diler), dengan market seperti itu, maka akan memberatkan dari sisi investasi. Makanya memerlukan sebuah model diler yang baru," kata Setia.
Ia mengatakan, apabila strategi pasar sekunder itu berhasil, maka akan mulai dijalankan pada 2020. [Antara]