Lebih Mahal dari Jenis Konvensional, Bus Listrik Harapkan Insentif

Kamis, 21 Maret 2019 | 18:15 WIB
Lebih Mahal dari Jenis Konvensional, Bus Listrik Harapkan Insentif
Chief Executive Officer (CEO) PT Transportasi Jakarta Agung Wicaksono (kiri) didampingi Direktur Utama PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) Bobby Gafur Umar (kanan), memperagakan proses pengisian daya listrik pada badan bus listrik pada pameran Busworld South East Asia, di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (20/3/2019). PT Transportasi Jakarta berencana melakukan uji coba bus listrik untuk salah satu koridor BRT (Bus Rapid Transit) mulai awal April 2019 [ANTARA FOTO/HO]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Insentif dari pemerintah sangat diperlukan agar bus listrik atau kendaraan komersial berbahan bakar nol emisi bisa berkembang di Indonesia. Pasalnya, tanpa insentif, bus listrik akan mahal, bahkan tidak dilirik masyarakat.

Untuk itu, President Director PT Mobil Anak Bangsa (MAB), Mayjen (Purn) Leonard mengharapkan pemerintah memberikan insentif terhadap bus listrik. Pasalnya, menurut beliau bus konvensional berbeda dengan tipe ini.

"Regulasi untuk mobil listrik harusnya juga disesuaikan. Jadi tidak sama dengan mobil biasa," ujar Mayjen (Purn) Leonard, di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (21/3/2019).

Baca Juga: Wijin : Gisella Anastasia Harus Sediakan Waktu Lebih untuk Gempita

Lebih lanjut, ia berharap bahwa pemerintah menyediakan insentif terhadap bea masuk untuk komponen yang masih diimpor. Sebab, memang ada beberapa komponen yang harus dibeli di luar negeri dengan biaya yang tidak sedikit.

"Karena kan kami belum produksi disini. Namun semisal kita sudah bisa produksi di sini tidak mungkin kita meminta insentif," jelasnya.

Sebagai informasi, untuk bus listrik PT MAB sendiri masih mengimpor tiga bagian utama dari bus listrik yang mereka kembangkan. Tiga komponen ini antara lain motor listrik, baterai, dan controller.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI