Suara.com - Bagaimana suka-duka menggunakan jasa ojek online alias ojol? Harapannya tentu saja aman, nyaman, serta tiba di lokasi on time. Akan halnya para driver, juga senada. Bisa mengantar dan menjemput penumpang secara paripurna. Ramah, bersahabat, serta informatif, sekaligus tepat lokasi. Namun bagaimana dengan urusan teknis pada aplikasinya? Grab Indonesia telah melakukan sebuah solusi bertajuk "Grab Defence".
Ternyata, transaksi palsu dan manipulasi pemesanan perjalanan masih cukup marak. Dan hal ini sangat berpengaruh kepada ekonomi digital. Kondisi itulah yang mendasari salah satu perusahaan decacorn yang menyediakan layanan ojol, yaitu Grab Indonesia, meluncurkan sistem keamanan bertajuk "Grab Defence".
Sebelumnya pada 2018, Grab Indonesia telah meluncurkan kampanye Grab lawan Opik!, yaitu bertujuan memerangi order fiktif dengan cara mitra Grab melaporkan setiap tindak kecurangan yang terjadi.
Kini, Grab Indonesia meluncurkan perangkat sistem keamanan baru bernama "Grab Defence" demi membantu mitra Grab, dalam mengatasi berbagai tindak kecurangan.
Baca Juga: Dikunjungi Menlu Thailand, Jokowi Bahas Soal Karet hingga Konflik Rohingya
Ridzmi Kramadibrata, President of Grab Indonesia memaparkan bahwa peluncuran ini menjadi bagian dari strategi GrabPlatform. Rencananya, sistem keamanan itu bisa diakses pada kuartal kedua dan diluncurkan ke seluruh mitra Grab pada akhir 2019.
"Kami senang menghadirkan layanan Grab Defence bagi para mitra strategis kami, dengan menciptakan perkembangan ekosistem teknologi yang sehat," ujar Ridzmi Kramadibrata, pada Rabu (13/3/2019).
Berdasarkan riset bisnis e-commerce di Asia Tenggara, kehilangan 1,6 persen dari pendapatan diakibatkan terjadinya kecurangan. Tingkat penipuan yang terjadi pada layanan pemesanan transportasi Grab berkisar 1/6 dibandingkan kompetitornya.
"Di Indonesia, kami melihat sindikat kejahatan untuk mendapatkan keuntungan secara ilegal dengan menggunakan aplikasi GPS palsu, dan aplikasi yang dimodifikasi serta metoda lainnya untuk mencurangi insentif hasil kerja mitra pengemudi," imbuh Ridzmi Kramadibrata.
Melalui perangkat "Grab Defence", terdapat tiga fitur layanan yaitu Event Risk Management Suite untuk menganalisa pelaku kecurangan dan tolak ukur kecurangan.
Baca Juga: Ayahanda Petrus Bimo: Jokowi Dikelilingi Para Pelanggar HAM
Yang kedua adalah Entity Intelligence Service untuk mengidentifikasi jenis entitas pelaku kejahatan seperti email dan nomor telpon. Serta ketiga adalah Device and Network Inteligence Services untuk mendeteksi pelaku kejahatan.