Suara.com - Pada 2025, target kendaraan nol emisi atau bertenaga listrik di Indonesia diharapkan mencapai 20 persen dari populasi alat transportasi. Cita-cita pun digantungkan kepada motor listrik atau motrik serta mobil listrik.
Bagaimanakah sudut pandang manufaktur otomotif dari luar negeri tentang hal ini?
Beberapa saat lalu diberitakan bahwa Hyundai serta beberapa manufaktur otomotif berminat untuk mengembangkan kendaraan listrik di Tanah Air. Kini giliran Yutaka Sanada selaku Wakil Presiden Senior dan Pimpinan Nissan Asia-Oseania yang menyatakan telah melakukan diskusi terkait pengembangan mobil listrik Nissan di Indonesia.
Menurutnya, perusahaan tempatnya berkarya sangat tertarik dan berkomitmen untuk berkontribusi di Indonesia sebagai merek Nissan.
Baca Juga: Kemenpora Ajak Olimpian dalam Rencana Tuan Rumah Olimpiade 2032
"Kami sudah berdiskusi terkait kemungkinan investasi di konteks ini. Beri kami waktu untuk mempelajari lebih lanjut dan membawa ke Indonesia secepat mungkin," ujar Yutaka Sanada kepada Suara.com di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Bahkan Yutaka Sanada menambahkan, bukan saja mobil listrik, namun teknologi E-Power. Selain charger, komponen yang dimiliki peranti itu sama dengan mobil listrik.
"Ini solusi yang baik untuk ditingkatkan di Indonesia. Dan kami akan mempercepat studi di Indonesia," imbuh Yutaka Sanada.
Jadi, tambah Yutaka Sanada, kehadiran mobil listrik bukan hanya peran Pemerintah untuk mempercepat regulasi baru. Namun harus ada permintaan dari pihak konsumen.
"Sebagai pemimpin produksi kendaraan listrik, Nissan ingin mobil listrik juga hadir di Indonesia," tutup Yutaka Sanada.
Baca Juga: Sepakati Kerja Sama, Xpander Mengudara bersama Garuda Indonesia