Suara.com - Beberapa saat lalu, Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, membawa topik kelangsungan hidup manufaktur otomotif Negeri Matahari Terbit bila putusan British Leave atau British Remain (Brexit) diberlakukan, kepada Perdana Menteri Inggris, Theresa May. Kemudian menyusul Toyota memberikan pernyataan sikap, bahwa mereka akan angkat kaki. Kini, giliran Honda memberikan reaksi atas Brexit.
Dikutip dari Evening Standard, Honda tengah ancang-ancang untuk menutup pabriknya di Swindon, Wiltshire, England, sekitar satu setengah jam perjalanan berkendara, di kawasan sama dengan destinasi wisata Avebury Henge. Bila putusan ini diberlakukan, maka bakal ada 3.500 karyawan akan kehilangan pekerjaannya.
Rencana ini dibuat kurang dari setengah tahun, dan keputusan bakal diambil segera. Reaksi dari para pekerja adalah kemarahan, mengingat kondisi ini bisa menjadi semakin buruk di saat pengambilan keputusan Brexit ditetapkan dua bulan mendatang.
Yang telah dilakukan sampai saat ini, Greg Clark, Sekretaris Bisnis Honda, bertatap muka dengan Justin Tomlinson serta Robert Buckland, anggota parlemen untuk daerah Swindon. Tujuannya adalah berdiskusi soal pemutusan hubungan kerja karyawan.
Baca Juga: Asik, Pulang Kampung ke Sumatera Bisa Lewat Tol Bakauheni - Palembang
Hasil dari perbincangan itu, Robert Buckland menyatakan bahwa pihak pabrikan mesti berbicara lebih detail, dan Honda sendiri belum membuat pernyataan resmi kepada khalayak.
"Honda sebaiknya berpikir kembali, dan mau berdiskusi dengan kami pun semua pihak yang berkepentingan, mengingat Swindon adalah titik pusat industri yang kuat," paparnya.
Namun, ia menyatakan bahwa Brexit tak bisa disalahkan dalam hal ini, mengingat isu Honda adalah ingin memboyong kembali lini produksinya ke Jepang, sehubungan pembuatan mesin-mesin kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV).
Sampai kini, pabrikan Swindon membuat sekitar 160 ribu unit Honda Civic per tahun, dan lebih dari 90 persen hasilnya diekspor ke Eropa dan Amerika Serikat.
Baca Juga: F1 2019: Tercepat di Catalunya, Vettel Sebut Ferrari Hampir Sempurna