Suara.com - Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mendorong penerapan industri daur ulang atau recycle industry untuk sektor otomotif. Pasalnya, dengan menggotong konsep ini, bakal mampu mendongkrak daya saing ekspor manufaktur Tanah Air, sekaligus bisa berkontribusi dalam menerapkan circular economy yang menjadi bagian dari industri 4.0.
“Sekarang, 73 persen ekspor kita ditopang industri manufaktur, dan sektor otomotif menjadi salah satu andalan,” ujar Airlangga Hartarto, seperti dikutip dari laman resmi Kementerian Perindustrian, Sabtu (9/2/2019).
Ekspor sektor otomotif diperkirakan jumlahnya terus naik seiring rencana diterapkannya kebijakan fiskal, seperti harmonisasi tarif dan revisi atas Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).
Oleh karena itu, Menperin mengajak para pelaku industri otomotif nasional agar terus meningkatkan daya saingnya, dengan bersinergi mengusung ekonomi berkelanjutan melalui daur ulang.
Baca Juga: Wakil Dubes Inggris Sebut KPK Akan Kirim Delegasi ke London
Tren saat ini, komponen besar dalam kendaraan seperti, bumper, fender, dan dashboard pada mobil tidak lagi menggunakan stainless steel, akan tetapi menggunakan kandungan plastik.
Menurut Airlangga Hartarto, apabila industri otomotif menggunakan virgin plastic, maka biaya produksi akan lebih mahal. Terlebih apabila dengan impor virgin plastic, kebutuhan devisa akan menjadi lebih tinggi, karena saat ini Indonesia baru mampu memproduksi satu juta ton virgin plastic, padahal kebutuhannya mencapai lima juta ton.
“Karena itu pemerintah mendorong yang namanya circular economy, yang bagian juga dari industri 4.0,” tegasnya.