Suara.com - Teknologi tak ubahnya dua sisi sebuah uang logam. Pertama, digunakan untuk dipetik manfaatnya. Kedua, sejauh mana aplikasinya mesti diterapkan atau dibatasi agar tidak memunculkan masalah baru. Pengertian ini selaras hasil penelitian Adam Millard-Ball, profesor studi lingkungan di University of California, Santa Cruz, Amerika Serikat. Dikutip dari The Week, ia mengupas soal kendaraan swakemudi dalam relasinya dengan kemacetan di jalan raya.
Hasilnya cukup mengejutkan, bahwa mobil swakemudi alias kendaraan otonom ini berpotensi menyebabkan kemacetan parah, bila terus-menerus dijalankan dari satu lokasi ke lokasi lain demi menghindari tarif parkir! Pasalnya, biaya untuk parkir bisa ditekan, dengan "taktik" membiarkan tunggangan tanpa driver ini terus bergerak.
Dikutip The Week dari situs berita teknologi Digital Trends, tunggangan berupa mobil swakemudi "bisa terus meluncur setelah penumpangnya turun", sementara saat dibutuhkan lagi, cukup dipanggil lewat aplikasi smartphone.
Dengan memadukan teori permainan atau studi tentang pengambilan keputusan yang bisa memengaruhi orang lain, serta model simulasi lalu-lintas kompleks, Adam Millard-Ball menyatakan hanya dibutuhkan dua ribu mobil swakemudi untuk memperlambat lalu-lintas San Francisco hingga mencapai kecepatan rata-rata kurang dari tiga kilometer per jam, demikian MIT Technology Review menuliskan salah satu temuan sang profesor tentang perlambatan lalu-lintas akibat mobil swakemudi.
Baca Juga: Kakinya Sakit hingga Tak Bisa Berlari, Nana Mirdad: Pelit Beli Sepatu
Sementara di sisi lain, Adam Millard-Ball menambahkan bahwa biaya parkir yang tinggi telah mendorong pengguna mobil untuk meninggalkan kendaraan pribadi dan menggunakan angkutan umum. Dengan hadirnya kendaraan swakemudi, kebiasaan menggunakan mobil akan kembali lagi. Dengan catatan, seperti dikemukakan Adam Millard-Ball, "Bila memperhitungkan listrik, biaya perawatan sampai jelajah, lebih murah terus mengoperasikannya daripada diparkir."
Solusi yang diberikannya adalah: kota-kota yang warganya menggunakan kendaraan swakemudi hendaknya menggodok peraturan tentang biaya kemacetan, serta kewajiban memarkir kendaraan swakemudi setelah digunakan.
Biaya kemacetan tadi, bisa didasarkan pada lamanya waktu mobil swakemudi berada di ruas jalan raya, dalam kondisi parkir atau bergerak, serta biaya jarak tempuh saat melaju tanpa penumpang.
Bila hal ini tak dilakukan, Adam Millard-Ball menyatakan kekhawatirannya: alih-alih teknologi otomotif mutakhir, yang ada malah mimpi buruk akibat terjadi kemacetan total.
Baca Juga: Lebih dari Setengah Waktu Kerja Donald Trump Diisi dengan Bersantai