Suara.com - Pemerintah Jerman memutuskan untuk tidak akan lagi menggunakan bahan bakar fosil alias batu bara pada 2038. Dikutip dari Mashable, keputusan ini ditandai dengan menutup 84 pabrik batu bara pada akhir pekan lalu.
Ditandaskan pula, bahwa komisi di Berlin memang berkehendak agar Jerman segera bisa berpindah dari ketergantungan bahan bakar batu bara yang saat ini penggunaannya masih sebesar 40 persen.
Untuk merealisasikan keputusan ini, pemerintah Jerman harus menelan biaya yang tidak sedikit. Menurut LA Times, demi mencapai apa yang diinginkan pada 2038, yaitu kondisi bebas bahan bakar fosil, pemerintah harus menanggung biaya sebesar 45 miliar dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp 63,6 triliun.
Selain itu, Jerman juga mengungkap rencana mereka untuk berpaling dari energi nuklir mulai 2022, untuk beralih ke sumber energi terbarukan alias energi lestari.
Baca Juga: Tabloid Indonesia Barokah Gagal Rebut Pemilih Prabowo - Sandiaga
Di Indonesia sendiri, sebagai upaya percepatan kendaraan listrik untuk transportasi jalan, Menteri Energi Sumberdaya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan telah mengusulkan pelarangan penjualan kendaraan bahan bakar fosil di Indonesia mulai 2040. Beberapa negara lain, bahkan sudah merencanakan pelarangan itu pada 2030.
Berdasarkan data yang dihimpun Kementerian ESDM, selain Jerman, negara lain seperti Inggris, Amerika Serikat, serta India akan melarang penjualan kendaraan bahan bakar minyak bumi mulai 2030.
Sedangkan Norwegia yang saat ini menjadi salah satu negara paling serius beralih ke kendaraan listrik akan melarang penjualan kendaran berbahan bakar fosil mulai 2025.