Suara.com - Dua hari lalu, dunia teknologi otomotif menyambut terobosan yang dilakukan Hyundai Motor Group. Yaitu penemuan airbag multi-crash alias kantong penyelamat berkemampuan mengembang untuk tabrakan beruntun.
Mekanismenya, sensor airbag akan memberikan reaksi terhadap tabrakan kedua, setelah mendeteksi terjadinya tabrakan awal. Termasuk bila kondisi tumbukan pertama hanya sebatas empasan ringan, yang tidak memenuhi kriteria bagi airbag untuk mengembang.
Kini, pakar dari Hyundai Motor Group memberikan uraian lebih detail menyoal teknologi airbag yang mampu mengantisipasi tabrakan beruntun ini.
"Dengan meningkatkan kinerja airbag dalam skenario multi-tabrakan, kami berharap secara signifikan mampu meningkatkan keselamatan pengemudi dan penumpang kami," papar Taesoo Chi, kepala Pusat Teknologi Sasis Hyundai Motor Group, dikutip dari Autoevolution, Kamis (24/1/2019).
Baca Juga: Keberadaan Ahok Jadi Misteri, Tinggal di Mana Setelah Bebas dari Penjara?
Dalam konteks ini, tambah Taesoo Chi, Hyundai berpikir cara meminimalkan benturan dari belakang saat tabrakan beruntun terjadi.
Para pakar teknik dan safety Hyundai menilai, dampak dari benturan pertama pada sebuah kecelakaan sebenarnya tidak terlalu berisiko. Namun, perubahan posisi saat terjadi tabrakan kedua dinilai memiliki risiko besar bagi penumpang.
Teknologi airbag Hyundai ini menghasilkan sensor berkemampuan mendeteksi status mobil serta penumpang, kemudian memutuskan apakah kantong penyelamatnya perlu dibuat mengembang setelah terjadi empasan pertama, dan kejadian berikutnya, bila ada tabrakan kedua.
Dengan teknologi ini, airbag yang terdapat pada jajaran produk Hyundai dan afiliasinya, Kia di masa mendatang berkemampuan bekerja lebih mutakhir. Yaitu saat terjadi benturan kedua atau tabrakan beruntun. Artinya, setelah airbag pertama mengembang, maka airbag kedua juga aktif ketika terjadi benturan selanjutnya.
Baca Juga: Ahok Bebas dari Penjara, Begini Suasana di Sekitar Kompleks Kediaman BTP