Suara.com - AFC Energy, sebuah perusahaan Britania Raya baru saja meluncurkan depot pengisian ulang atau recharging sel bahan bakar hidrogen yang perdana. Dikutip dari The Telegraph, teknologi ini disebut-sebut sebagai sistem terobosan untuk mobilitas energi bersih.
Dengan kehadiran stasiun atau titik pengisian ini, harapannya bisa turut menjembatani kesenjangan antara kebutuhan pengisian bahan bakar sel hidrogen dengan produk kendaraan listrik yang terus bermunculan. Sekaligus menyelesaikan kendala selama ini, yaitu durasi pengisian yang panjang.
Pengisi daya modular disebutkan sangat berbeda dengan model pengisian baterai hidrogen yang sudah ada. Tipe kendaraan paling sesuai adalah Battery Electric Vehicle (BEV) dan bukan Fuel Cells Electric Vehicle (FCEV).
"Pemerintah Inggris menetapkan target bahwa penggunaan kendaraan nol-emisi atau kendaraan listrik akan mencapai 100 persen pada 2040," papar Adam Bond, Chief Executive Officer (CEO) AFC Energy.
Baca Juga: Sebut Kaum Milenial Banyak Pilih Jokowi - Ma'ruf, JK: Ini Bukan Kampanye
Untuk itu pihaknya mencoba memberikan solusi energi bersih yang terlokalisasi dan mandiri, serta mampu beroperasi 24 jam sehari dalam sepekan.
Sistem yang dikembangkan AFC Energy dinamakan "CH2ARGE". Sel bahan bakar alkali ini dihubungkan dengan inverter dan baterai, bisa dipakai untuk mengisi ulang tenaga kendaraan listrik dengan pengisi daya cepat CHAdeMO DC. Hasilnya bisa langsung digunakan, atau disimpan sebagai cadangan.
"Peranti ini bisa menerima tingkat hidrogen yang lebih rendah dibandingkan banyak sel bahan bakar lainnya. Hal ini menjadikan biaya operasional yang lebih rendah," imbuh Adam Bond.