Suara.com - Saat muncul di Pengadilan Distrik Tokyo pekan lalu (8/1/2019), harian The New York Times menyorot betapa sosok pimpinan aliansi Nissan - Renault - Mitsubishi, Carlos Ghosn tampak susut bobotnya. Disebutkan pula keluhan pihak keluarga, bahwa mereka tidak boleh bertemu dengannya.
Kini, dikutip kantor berita Antara dari Reuters pada Senin (14/1/2019), disebutkan bahwa Carole Ghosn, istri dari Carlos Ghosn telah mendesak Human Rights Watch agar memberikan perhatian atas perlakuan yang diterima suaminya selama penahanan di Jepang.
Dalam surat setebal sembilan halaman, istri Carlos Ghosn itu melayangkan permohonan kepada Kanae Doi, direktur Jepang untuk Human Rights Watch, agar menilik ketidakadilan hak asasi manusia dari sistem peradilan Jepang yang dialami suaminya.
Menurut Carole Ghosn, jaksa penuntut di Jepang berulangkali mencoba mengekstraksi pengakuan dari tahanan yang bisa berlangsung berbulan-bulan.
Baca Juga: Rammang-Rammang, Pemandangan Karst di Sulawesi yang Indahnya Bergaransi
"Selama berjam-jam setiap hari, para jaksa menginterogasinya, mencambuknya, menceramahinya dan mencacimakinya, tanpa kehadiran pengacaranya dalam upaya untuk mengekstraksi pengakuan," katanya.
Selain itu, kondisi fisik Carlos Ghosn yang menurun, salah satunya disebabkan karena ia hanya diberi hidangan nasi dan gandum, serta tidak diberi obat harian. Akibatnya, bobotnya susut sampai 7 kg. Belum lagi kondisi sel tahanan, dengan luas sekitar 22 m persegi.
Sementara dalam sidang dengar pendapat Selasa sepekan lalu (8/1/2019), sekaligus penampilan perdananya sejak ditahan tahun lalu (19/11/2018), Carlos Ghosn menyatakan bahwa ia dituduh bersalah, dan ditahan secara tidak adil berdasarkan tuduhan yang tidak berdasar.
Pada Jumat lalu (11/1/2019), Nissan menyatakan bahwa pihaknya telah mengajukan pengaduan pidana terhadap Carlos Ghosn kepada jaksa Tokyo terkait penyalahgunaan "sejumlah besar dana perusahaan."
Dan pemerintah Jepang mendakwa bahwa pakar otomotif kelahiran Brasil serta berdarah Lebanon dengan latarbelakang akademik dari Perancis itu tidak melaporkan pendapatan secara terbuka, serta melakukan transfer kerugian investasi pribadi kepada Nissan pada 2008.
Baca Juga: Kenalkan: Paul Oz, Pematung Ayrton Senna dengan Cara "Akting"
Sampai saat ini, pejabat Human Rights Watch yang bermarkas di New York, Amerika Serikat, pihak Nissan dan kedutaan besar Amerika Serikat di Jepang belum bisa dihubungi untuk memberikan komentar atas surat dari Carole Ghosn, istri dari Carlos Ghosn.