Suara.com - Para pekerja di salah satu pabrik General Motors (GM) di Oshawa, Ontario, Kanada melakukan unjuk rasa kemarin (10/1/2019), demikian dikutip kantor berita Antara dari Reuters.
Mereka melakukan protes, yang sanggup menggoyang jalannya produksi. Hal ini terjadi dua kali, yaitu pada Rabu (9/1/2019) selamaa dua jam, dan Selasa (8/1/2019) selama lima jam. Dilakukan setelah serikat pekerja Unifor, yang mewakili para pekerja bidang otomotif gagal memperoleh dukungan General Motors untuk menyelamatkan pabrik.
Awalnya, Unifor berjanji untuk berbicara dengan pihak General Motors di Detroit, Amerika Serikat pada Selasa (8/1/2019). Misinya menghentikan niat pabrikan otomotif itu dalam menutup pabrik Oshawa akhir 2019.
"Namun para pekerja sekarang telah kembali bekerja, dan jalannya produksi diharapkan kembali normal," papar Kathleen O'Keefe, juru bicara Unifor.
Baca Juga: Indonesia Diguncang 11.577 Kali Gempa Sepanjang 2018
Sementara juru bicara General Motors, David Paterson menanggapi, "Kami memahami kondisi frustrasi serikat kami, namun saat ini yang dibutuhkan adalah dukungan, transisi, dan pelatihan bagi karyawan kami."
Untuk diketahui, rencana penutupan pabrik Oshawa ini bakal berdampak terhadap 2.973 pekerja. Pihak General Motors terpaksa melakukannya sebagai tahapan dari restrukturisasi, yang mana kelak akan lebih difokuskan kepada kendaraan listrik (Electric Vehicle atau EV) dan swakemudi.
Selain pabrik Oshawa yang terdampak mulai akhir 2019, masih ada empat pabrik lainnya dalam jajaran General Motors yang masuk daftar penutupan produksi. Dan pabrik Oshawa sendiri memiliki fasilitas memproduksi GM Chevrolet Impala, Cadillac XTS, GMC Sierra, serta Chevrolet Silverado. Saat ini, kapasitas produksi hanya mencapai sekitar 22 persen dari kapasitas total 100 persen.