Suara.com - Indonesia menyusun road map Making Indonesia 4.0, sebuah langkah strategis sebagai agenda nasional untuk diimplementasikan dalam wadah kolaborasi dan sinergi di antara pemangku kepentingan. Tujuannya, tentu saja demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang inklusif. Demikian dipaparkan oleh Menteri Perindustrian (Menperin), Airlangga Hartarto.
"Jadi, visi pembangunan industri memang harus bersifat jangka panjang. Di dalam Making Indonesia 4.0, aspirasi besarnya adalah mewujudkan Indonesia masuk dalam jajaran 10 negara dengan perekonomian terkuat di dunia pada 2030," papar Airlangga Hartarto, beberapa waktu lalu (1/1/2019).
Lebih detail Menperin mengemukakan, bahwa peta jalan yang disusun untuk Making Indonesia 4.0 ini mampu merevitalisasi industri manufaktur Nasional agar lebih berdaya saing global di era digital.
Dengan catatan, ada lima sektor yang telah dipilih dan mendapatkan prioritas pengembangan untuk menjadi pioneer dalam penerapan revolusi industri 4.0. Kelimanya adalah: industri makanan dan minuman (food and beverages), industri tekstil dan pakaian, industri otomotif, industri kimia, serta industri elektronika.
Baca Juga: Kepanikan Penumpang Terekam CCTV saat TransJakarta Alami Kecelakaan
"Kelima sektor ini dipilih berdasarkan hasil studi, karena mampu memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 60 persen, dan 60 persen tenaga kerja di industri dari lima sektor tadi. Bahkan, kalau kita berbicara produk global, 60 persen yang beredar di dunia adalah produk dari lima sektor itu," paparnya, seraya menambahkan bahwa peran industri-industri di luar lima bidang tadi bukannya tidak penting.
Lebih lanjut, Kemenperin telah menunjuk proyek percontohan bagi lima sektor unggulan yang ditetapkan di dalam Making Indonesia 4.0. Salah satu perusahaan yang menjadi percontohan dalam implementasi industri 4.0 untuk industri otomotif adalah PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).
Selanjutnya, industri otomotif di Indonesia ditargetkan sudah memproduksi kendaraan listrik dan melakukan ekspor ke negara berkembang. [Antara]