Suara.com - Istilah "dikuliti" alias mempercantik bagian kabin mobil dengan material kulit kerap dilakukan penggemar modifikasi. Tak sebatas ini, produsen otomotif pun memiliki layanan eksklusif dengan menyediakan ubahan untuk upholstery, door trim serta segala bagian interior mobil. Akan tetapi, cermati uraian soal bahaya berikut ini.
Bahan untuk "mengkuliti" interior mobil memiliki beragam pilihan. Misalnya kulit, plastik, dan campuran lainnya. Namun, di antara beragam pilihan itu, terdapat material yang dianggap berbahaya, karena mengandung elemen formaldehyde dan toluene.
Parahnya, hal ini belum menjadi perhatian dari pihak terkait. Begitu pula konsumen yang masih awam menyoal pilihan tadi.
Kendati demikian, mengutip kantor berita Yonhap, Kementerian Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi Korea Selatan sangat fokus terhadap elemen berbahaya yang terkandung dalam bahan interior mobil.
Baca Juga: Video Viral Ma'ruf Amin Akui Terpaksa Jadi Saksi Melawan Ahok
Bahkan untuk memberi keamanan bagi warganya, seluruh mobil yang diproduksi Hyundai harus menjalani serangkaian tes keamanan tujuh elemen berbahaya dalam penggunaan material untuk interior.
Tes yang dilakukan bertujuan untuk melindungi pengemudi dari elemen berbahaya yang bisa saja dipancarkan dari bahan, serta perekat yang digunakan untuk membuat kendaraan.
Mulai 2020, pemerintah Korea bahkan berencana untuk membuat aturan yang lebih ketat. Setidaknya, akan ada satu tambahan zat bagi rangkaian pengetesan. Sehingga total akan ada delapan elemen yang akan dites sebelum mobil dipasarkan.
"Untuk bisa mengendarai mobil baru dengan menyenangkan lagi aman, kami akan terus mengelola kualitas produk-produk lansiran negara kami," papar pihak kementerian ini.
Hingga sekarang, beberapa produk yang sudah lolos uji tes di Korea Selatan di antaranya G70, Santa Fe dan Veloster dari Hyundai Motor Co. Juga K3, K9, dan Stonic milik Kia Motors Corporation. Sementara Renault, berjaya dengan Samsung QM6. Dan General Motors Korea, sukses dengan produk Malibu.
Baca Juga: Soal Pengaturan Larangan Plastik, Anies Bakal Tegur Dinas Lingkungan Hidup