Suara.com - Serikat pekerja Hyundai Motor Co, melakukan mogok kerja karena tidak setuju rencana perusahaan melakukan perluasaan produksi kendaraan baru di pabrik mereka yang berlokasi di Korea Selatan.
“Pembicaraan sudah dilakukan sejak bulan lalu untuk mencapai kesepakatan. Perusahaan menambah jam kerja per orang untuk memenuhi permintaan SUV Kona di pasar domestik dan memasok SUV baru di pasar utama tahun ini,” ujar juru bicara perusahaan, dikutip dari The Korea Herald, Kamis (20/12/2018).
Namun setelah tidak mencapai kesepakatan, perusahaan mengarahkan untuk memproduksi crossover Kona di jalur perakitan kedua. Namun, rencana ini diblokir oleh para pekerja karena menolak keputusan perusahaan.
Hong Jae Gwan selaku juru bicara serikat pekerja mengatakan, perusahaan telah mengambil keputusan sepihak tanpa adanya kesepakatan dengan para pekerja.
Baca Juga: Sah! Angkasa Pura II Resmi Kelola Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya
“Serikat pekerja tidak dapat menerima tindakan semacam itu," jelas Hong Jae Gwan.
Mewakili para pekerja, ia menuntut perusahaan agar melakukan permohonan maaf atas pendekatan sepihak yang sudah dilakukan. Dengan demikian diharapkan ada kesepakatan kerja dan penyesuaian upah terkait produksi di jalur perakitan kedua. Jika tidak, serikat pekerja mengancam akan mengundurkan diri akhir tahun ini.
Sekarang, Hyundai mengoperasikan tujuh pabrik di Korea Selatan, termasuk lima di kota Ulsan. Juga memiliki fasilitas produksi di Amerika Serikat, Eropa, dan negara berkembang seperti Cina, India, dan Rusia.