Sugiyono yang menyandang polio sejak lahir, harus menerima kenyataan tangan kanannya tidak bisa digerakkan secara maksimal. Ia sempat mengenyam pendidikan meski hanya sampai sekolah dasar di desanya.
Setelah itu, Sugiyono memutuskan untuk berhenti sekolah dan membantu orang tua mencari nafkah dengan menggarap lahan pertanian dan menggembala bebek milik tetangganya.
Belasan tahun menjadi petani, Sugiyono banting setir menjadi pengemudi ojek bersama Difa Bike, sebuah penyedia jasa ojek online dengan pengemudi difabel yang sudah berada di Yogyakarta sejak 1 Desember 2015.
Sugiyono mengatakan dalam satu bulan ia bisa mendapatkan uang sekitar Rp 700 - 800 ribu dari pekerjaannya kini sebagai pengemudi Difa Bike. Meski angka itu berada di bawah upah minimum kota (UMK) Yogyakarta, Sugiyono tetap bersyukur bisa menjalani pekerjaan yang menghidupi ia dan istrinya yang juga seorang difabel.
Baca Juga: Caplok Hutan Lindung Secara Ilegal, Freeport Kena Denda Rp 460 M
"Sekitar Rp 700 - 800 ribu satu bulannya, Alhamdullilah cukup untuk saya dan istri berdua," ucapnya.
Sugiyono dan pengemudi ojek online difabel Difa Bike lainnya setiap hari melayani antar-jemput orang dan barang, mereka juga menyediakan jasa city tour untuk berkeliling kota Yogyakarta.
Dalam satu kali order, Difa Bike menerapkan tarif 5 km pertama Rp 5000, kilometer selanjutnya dikenakan tambahan Rp 2500 per km. Sementara untuk city tour, tarif dimulai dari Rp 100.000 dengan tiga rute yang sudah disiapkan.
Mari bertemu dengan Sugiyono dan rekan-rekannya, lewat layanan Difa Bike yang tersedia di Yogyakarta.
Baca Juga: Manchester United Resmi Tunjuk Ole Gunnar Solskjaer sebagai Caretaker