Suara.com - Bila selama ini pusat perhatian dunia lalu-lintas utamanya menyoal pelanggaran adalah berpusat pada ulah pengemudi di jalan raya, kini ada temuan baru. Bahwa mereka bisa saja bersalah, namun perlu ditelaah latar belakangnya: dengan siapa ia bepergian?
Belum lama berselang, More Than, sebuah perusahaan asuransi di Britania Raya memaparkan hasil yang dirilis iNews. Dinyatakan bahwa para pengemudi berada dalam posisi berbahaya atau berpotensi dikenai tilang karena adanya ulah penumpang atau mitra berkendara sehingga mereka tak bisa fokus.
Jajak pendapat ini melibatkan para pengemudi muda usia di wilayah Britania Raya, terutama mereka yang baru saja mengantongi SIM. Setelah izin mengemudi berada di tangan, teman sampai anggota keluarga terciduk memberikan kontribusi gangguan atau kondisi distracted.
More Than memberikan hasil jajak pendapat, bahwa lebih dari 35 persen pengemudi berusia 18 - 25 tahun mengungkapkan bahwa kawan-kawan mereka bisa membawa perhatian mereka teralihkan, dan 85 persen bahkan yakin kalau faktor ini bisa membuat mereka mengalami kecelakaan.
Baca Juga: Soal Suara Kendaraan Listrik: Menhub Akui Belum Temukan Solusi
Padahal aturan lalu-lintas yang berlaku di Britania Raya, bila kedapatan celaka dengan kepemilikan SIM kurang dari dua tahun artinya adalah mengalami diskualifikasi dan harus ikut tes ujian SIM baru lagi.
Kembali ke soal keberadaan penumpang atau mitra berkendara, kalaupun mereka tak berulah, bisa jadi pengemudi tetap melakukan kesalahan karena kehadiran mereka. Hal ini dinyatakan oleh More Than, bahwa beberapa pengemudi muda usia memiliki gejala atau rasa atau kecenderungan ingin pamer.
Laman berikut adalah tindakan mana saja yang bisa berakibat fatal bagi pengemudi maupun penumpangnya.