Suara.com - Bagaimana langkah Elon Musk sebagai nakhoda mengarahkan "kapal besar", yaitu Tesla sebagai perusahaan kendaraaan roda empat (R4) bertenaga listrik atau non-fossil, publik telah mencermatinya.
Mulai serangkaian cuitan di media sosial akan niat melakukan privatisasi, sampai terjaring badan hukum karena bursa saham Amerika Serikat anjlok setelah uraiannya itu. Belum lagi polahnya saat mencoba barang haram saat wawancara, hingga kritik pedasnya bagi penyelam Inggris dalam upaya penyelamatan kelompok pesepakbola remaja di Thailand.
Muncul dalam acara 60 Minutes yang ditayangkan CBS News pada Senin (10/12/2018), lelaki asal Afrika Selatan ini memaparkan bahwa Tesla selaku perusahaan otomotif masa depan telah banyak berubah.
Elon Musk menyebutkan bahwa kritik pedas belakangan ini yang menyebutkan bahwa Tesla berada di ambang kegagalan untuk mempertahankan keberadaan sebagai produsen mobil listrik terbesar di dunia adalah salah.
Baca Juga: Telah Pensiun sebagai Pemain, Vladimir Vujovic Kini Berhasrat Jadi Pelatih
Dengan bangga, lelaki yang mengantongi izin bekerja di Amerika Serikat, Afrika Selatan serta Kanada ini menyatakan bahwa Tesla telah bangkit. Meskipun diakuinya bahwa kebangkitan kembali itu tidak mudah.
"Ada kritik tanpa henti, tanpa henti, keterlaluan dan tidak adil. Karena apa yang sebenarnya terjadi pada kami adalah kisah sukses Amerika yang luar biasa," demikian papar Elon Musk seperti dilansir kantor berita Antara.
"Semua orang di perusahaan kami bekerja keras, dari siang dan malam untuk mewujudkannya. Dan mereka percaya pada mimpi itu. Dan itulah kisah yang benar-benar harus diceritakan," tandasnya.
Paling kentara adalah kesibukan para pekerja Tesla dalam memenuhi target pembuatan mobil listrik Model 3 sejumlah 5.000 unit per minggu. Termasuk untuk dikirim ke Britania Raya.
Menurut Elon Musk, untuk memenuhi target produksi itu, pekerja Tesla harus bekerja 120 jam per minggu dan tidak meninggalkan pabrik.
Baca Juga: Ngrekso Ban Kempes, Layanan Tukang Tambal Ban Online
"Kami jelaskan hal ini kepada tim. Mereka perlu tahu betapa beratnya hal ini bagi mereka," imbuh Elon Musk.