Suara.com - Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Putu Juli Ardika meminta agar penggunaan solar dengan campuran 20 persen biodiesel (B20) diperluas.
Menurutnya, cara ini bisa meredam ekspor BBM fosil yang sudah sangat besar. Selain itu, Indonesia juga akan sangat diuntungkan karena kaya dengan kelapa sawit.
"Kita harus manfaatkan ini (kelapa sawit), salah satunya adalah dijadikan bahan campuran untuk biodiesel. Kelapa sawit di Indonesia itu tidak pernah berhenti menghasilkan," ujar Putu Juli Ardika dalam diskusi "Kebijakan Biodiesel di Indonesia" yang diselenggarakan Forum Wartawan Otomotif Indonesia (Forwot), di The Hook, Jakarta, Selasa (27/11/2018).
Ia menambahkan, minyak kelapa sawit adalah masa depan kita. Oleh karena itu, penggunaan B20 harus terus didorong agar dapat dikembangkan ke B100.
Baca Juga: Robot Peneliti Amerika Serikat Sukses Mendarat di Mars
Penggunaan B20 sendiri sudah mulai dilakukan uji coba sejak 2016. Bahkan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyatakan kesiapannya untuk diterapkan ke seluruh kendaraan di Indonesia.
"Pengujian B20 sudah dilakukan dengan menempuh jarak 40.000 km. Toyota bahkan melakukan uji tambahan di Jepang dengan hasil yang memuaskan," ungkap Putu Juli Ardika.
Selain mobil, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Institut Teknologi Bandung telah melakukan Teknis Kajian dan Uji Jalan B20 pada lokomotif PT Kereta Api Indonesia. Hasilnya bahan bakar ini memenuhi spesifikasi yang ditetapkan pemerintah.