Carlos Ghosn Ditahan, Sudah Ada Penggantinya dari Renault

Rabu, 21 November 2018 | 09:00 WIB
Carlos Ghosn Ditahan, Sudah Ada Penggantinya dari Renault
Pimpinan aliansi Renault-Mitsubishi-Nissan, Carlos Ghosn [Shutterstock].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bila Nissan dan Mitsubishi memberikan pernyataan pers seputar penangkapan pemimpin elitnya, Carlos Ghosn, Renault mengantisipasi dengan cara langsung memberikan nama penggantinya di perusahaan itu.

Dilansir kantor berita Antara dari Reuters, dewan pengurus Renault menunjuk Philippe Lagayette, sebagai ketua sementara serta chief operating officer di posisi CEO aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi. Hal ini menyusul peristiwa penangkapan Carlos Ghosn di Jepang.

Sedangkan Chief Operating Officer Renault Thierry Bollore, pimpinan kedua di bawah Carlos Ghosn selama kepemimpinannya, bakal mengambil alih kekuasaan perusahaan secara penuh.

Pada pertemuan di hari Selasa (20/11/2018), para dewan pengurus Renault menyiapkan pengganti Carlos Ghosn sembari menunggu informasi lebih lanjut tentang tuduhan yang muncul dari penyelidikan internal oleh mitra aliansi Nissan itu.

Baca Juga: Brasil Taklukkan Kamerun, Neymar Dibekap Cedera

Sebelumnya, Mitsubishi Motors Corporation (MMC) juga telah meluncurkan pernyataan yang menyebutkan akan mencopot posisi Carlos Ghosn sebagai chairman MMC.

"Menanggapi penangkapan Ghosn, dan karena dugaan pelanggaran terkait dengan tata kelola perusahaan dan masalah kepatuhan, MMC akan mengusulkan kepada dewan direksi untuk segera mengganti posisinya sebagai ketua dewan dan direktur perwakilan MMC," begitu disebutkan MMC.

Lebih lanjut, Mitsubishi akan segera melakukan penyelidikan internal tentang keterlibatan Carlos Ghosn seperti dituduhkan jaksa penuntut umum di Tokyo, Jepang, menyusul penangkapannya oleh aparat keamanan.

Adapun tuduhan yang dikenakan kepada sosok pemikir strategis bisnis otomotif kelahiran Brasil 64 tahun lalu, serta berdarah Libanon dan Prancis itu adalah mengajukan laporan sekuritas tahunan berisi pernyataan palsu. Ditengarai telah dilakukan sejak 2011, hal ini melanggar instrumen keuangan dan undang-undang pasar modal.

Baca Juga: Hasil UEFA Nations League, Polandia Imbang Lawan Portugal

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI