Suara.com - Industri otomotif Jepang mendapat kejutan setelah bos Nissan, Carlos Ghosn, diduga melakukan sebuah kesalahan serius.
Berdasarkan penyidikan internal yang dilakukan whistleblower dalam beberapa bulan terakhir. Ghosn terindikasi terlibat dalam skema penipuan terhadap perusahaan dan otoritas Jepang.
"Penyelidikan menunjukkan bahwa selama bertahun-tahun Ghosn telah melakukan manipulasi laporan keuangan. Dimana jumlah yang dilaporkan kurang jumlah sebenarny," dikutip dari Autoevolution, Selasa (20/11/2018).
Berdasarkan penyidikan internal yang dilakukan whistleblower dalam beberapa bulan terakhir. Ghosn terindikasi terlibat dalam skema penipuan terhadap perusahaan dan otoritas Jepang.
Baca Juga: All New Nissan Altima Siap Meluncur di Guangzhou Motor Show 2018
Hal tersebut telah dikonfirmasi secara resmi oleh Nissan, berikut dengan parnyataan bahwa Nissan telah melakukan penyelidikan internal selama beberapa tahun.
Carlos Ghosn dituduh tidak melaporkan sekitar 44 juta Dolar AS atau sekitar Rp 641 miliar pendapatan dalam kurun waktu lima tahun, termasuk beberapa pelanggaran Undang-undang keuangan Jepang.
"Banyak tindakan pelanggaran signifikan lainnya yang telah ditemukan. Misalnya penggunaan aset perusahaan," tulis Nissan.
Ghosn sendiri memimpin Nissan sejak 2017. Pada tahun 2003 sempat disebut sebagai salah satu dari 10 orang paling berkuasa dalam bisnis di luar AS dan dianggap sebagai salah satu pemimpin bisnis paling dihormati di dunia.
Statusnya yang didapuknya membuat beberapa orang meminta agar dirinya bersedia untuk menjadi kepala General Motors dan Ford.
Baca Juga: Pembunuhan Keluarga Gaban, Mobil Nissan X-Trail Ditemukan Kosong