Mesin Moge untuk Pesawat ? Temukan Jawabnya di Kustomfest 2018

Jum'at, 05 Oktober 2018 | 14:52 WIB
Mesin Moge untuk Pesawat ? Temukan Jawabnya di Kustomfest 2018
Tahun ini KUSTOMFEST akan mengambil tema Color of Difference [KUSTOMFEST].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah mesin motor gede (moge) Harley - Davidson WL dengan kubikasi 750 cc buatan 1925 siap mengisi dapur pacu pesawat terbang kustom perdana Indonesia. Rangka badan dibangun dari material besi, airfoil sayap terbuat dari kayu, ditambah kulit pesawat sebesar 80 persen menggunakan kain belacu, serta engine cowling  dengan materi aluminium.

Inilah salah satu bintang yang bakal mengisi acara 7th Annual Indonesian Kustom Kulture Festival KUSTOMFEST 2018 - Color Of Difference dan berlangsung akhir pekan ini (6 -7/10/2018) di Jogja Expo Center, Yogyakarta.

Kali ini, KUSTOMFEST akan mengambil tema Color of Difference. Yaitu sebuah tema yang memiliki makna kuat mengenai warna di dunia kustom.

“KUSTOMFEST mengangkat tema ini untuk mengingatkan bahwa dunia kustom memiliki banyak sekali aliran. Setiap aliran memiliki ciri khas dan keistimewaannya masing-masing, inilah yang membuat dunia kustom menjadi bervariasi dan menjadi sangat indah,” ujar Lulut Wahyudi, Director Kustomfest, Jumat (5/10/2018).

Baca Juga: Begini Kondisi Terakhir Rudy Wowor Sebelum Meninggal

Khusus untuk tahun ini, akan ditampilkan sebuah pesawat bersejarah milik TNI AU “RI-X WEL” yang merupakan sebuah pesawat pertama yang dibuat oleh anak bangsa. Selama ini, pesawat disimpan di Ruang Kronologi, Museum Pusat TNI Angkatan Udara Dirgantara Mandala Yogyakarta.

Pesawat ini dirancang dan dibuat hanya dalam waktu lima bulan oleh Biro Rencana dan Konstruksi pada 1948 di Pangkalan Udara Maospati (atau kini Lanud Iswahjudi, Madiun).

Setelah melewati serangkaian uji terbang, WEL-1 RI-X melakukan penerbangan dari Maospati menuju Maguwo (sekarang Lanud Adisutjipto, Yogyakarta) untuk dipertunjukkan dalam sebuah pameran penerbangan di Yogyakarta yang pada waktu itu dibuka langsung oleh Presiden Soekarno.

"Menjadi sebuah kebanggaan tersendiri pada waktu itu, karena personel TNI AU sudah bisa membuat sebuah pesawat dan berhasil menerbangkannya di sebuah event penting yang dihadiri oleh Presiden RI," kisah Lulut Wahyudi.

Sebagai bentuk peneladanan kepada pendahulu yang telah berhasil membuat pesawat terbang, Lulut Wahyudi mengatakan akan melakukan restorasi pada beberapa bagian dari burung besi ini serta mencoba menerbangkannya.

Baca Juga: Pesan Mendadak, 7 Jam Setelah Gempa Palu

Beberapa bagiannya telah diperbaiki di bengkel Retro Classic Cycles, seperti bagian skin di bagian sayap dan fuselage, juga sektor warna karena saat ini kondisi pesawat sudah termakan usia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI