Suara.com - Penguatan nilai tukar kurs mata uang dolar Amerika Serikat (AS) terhadap Rupiah tentunya berdampak terhadap industri yang banyak mengandalkan komponen impor, salah satunya bidang otomotif. Oleh karena itu, tak heran bila Agen Pemegang Merek (APM) mulai melakukan penyesuaian harga produk yang mereka lemparkan ke pasaran.
Osamu Masuko, Chief Executive Mitsubishi Motors pun mengakui bila saat ini produk Mitsubishi sudah mengalami kenaikan meski tidak banyak.
"Memang ada kenaikan, akan tetapi tidak signifikan. Karena tingkat CBU sudah semakin kecil, hasilnya harga yang ditawarkan kepada publik tidak lagi meningkat banyak," ujar Osamu Masuko, baru-baru ini, di Gran Melia, Jakarta.
Osamu Masuko mengungkapkan, dengan lokalisasi yang dilakukan oleh Mitsubishi tentunya dapat menekan cost atau biaya produksi. Pasalnya banyak sekali part-part yang sudah dilokalisasi atau menggunakan komponen lokal.
Baca Juga: Anak Buah Terjaring OTT KPK, Begini Kata Sri Mulyani
"Jadi banyak produksi yang bisa dilakukan di dalam negeri," terangnya.
Mitsubishi Motors sendiri telah mengumumkan rencana peningkatan kapasitas tahunan dari fasilitas produksi, di Bekasi, Indonesia, untuk memenuhi permintaan Xpander di pasar domestik dan ekspor.
Nantinya volume produksi small MPV racikan Mitsubishi ini akan meningkat dari 115.000 unit menjadi 160.000 unit pada tahun fiskal 2020.
Sedangkan eksport akan meningkat dari 30.000 unit menjadi 50.000 unit untuk memenuhi permintaan pasar luar negeri.