Suara.com - Perusahaan mobil listrik Tesla yang berpusat di Palo Alto, California, Amerika Serikat, harus menghadapi penyelidikan kriminal dari Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS).
Hal ini menyusul cuitan yang dilakukan CEO Tesla, Elon Musk yang ingin menjadikan Tesla sebagai perusahaan pribadi. Dalam pernyataannya di media sosial itu, Musk membeberkan bahwa ia telah mendapatkan dana untuk mengambil alih Tesla dari perusahaan swasta.
Atas dasar ini, Securities and Exchange Commission (SEC) langsung mencari informasi dari rencana Musk tadi.
"Kami belum menerima panggilan pengadilan, permintaan kesaksian, atau proses formal lainnya. Kami menghormati keinginan instansi terkait jika ingin mendapatkan informasi tentang hal ini," kata Tesla, dikutip dari Bloomberg, Kamis (20/9/2018).
Baca Juga: Heboh, Muncul Petisi Siswa Indonesia Tuntut Fee Asian Games
Meskipun penyelidikan kriminal baru dalam tahap awal, Tesla mengakui bila perusahaan telah dihubungi oleh pihak Departemen Kehakiman. Berita investigasi ini pun langsung membuat saham Tesla jatuh hampir 5 persen.
Selain Departemen Kehakiman, SEC juga terus melakukan pengawasan. Walaupun akhirnya Musk sempat membantah dengan mengatakan Tesla akan tetap menjadi perusahaan terbuka.