Suara.com - Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian berniat menghentikan sementara impor mobil mewah dengan kapasitas mesin di atas 3.000 cc. Hal ini untuk mengurangi defisit neraca perdagangan dan memperbaiki nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Menanggapi hal ini, Rudy Salim, Direktur Prestige Image Motorcars, salah satu Importir Umum (IU) mobil-mobil mewah di Indonesia mengungkapkan kesepahamannya dengan pemeritah.
"Saya setuju kalau saat ini kita jangan terlalu pamer kemewahan di saat ekonomi sulit dan dolar gila-gilaan. Khawatirnya akan memancing kecemburuan sosial," ujar Rudy Salim saat dihubungi Suara.com, Jumat (07/09/2018).
Meski begitu, Rudy Salim menambahkan, akar pokok masalah ini sebenarnya semua tahu karena masalah dolar. Ini disebabkan selain perang tarif, hampir semua bahan baku adalah impor, sampai mencapai 70 persen, sementara untuk bahan modal, 20 persen merupakan bahan impor.
Baca Juga: CPNS Dibuka 2 Minggu Lagi, Ini Cara Daftarnya via Online
"Selebihnya, baru-baru barang mewah masuk menjadi bagian kecil," tegas Rudy Salim.
Dengan adanya pembatasan mobil mewah, Rudy Salim melihat, hal ini jelas akan memberi dampak terhadap importir. Terutama untuk urusan penjualan.
"Dampaknya tentu penurunan penjualan dan kenaikan harga jual," terangnya.