Suara.com - Fenomena bahwa dunia otomotif bersinggungan, beririsan, atau sangat berdekatan dengan teknologi dan elekronik tak terbantahkan lagi. Termasuk bila meminjam pernyataan Presiden NKRI, Joko Widodo dalam pembukaan GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018 yang berlangsung di ICE, BSD City, Tangerang, Banten.
“Kita mesti mendefinisikan kembali kegiatan mengemudi, karena kini dikenal kendaraan otonom serta banyak hal berkait teknologi maju,” demikian papar Joko Widodo atau Jokowi pada saat itu.
Pemikiran senada rupanya juga muncul dalam IFA 2018, sebuah bursa bertemunya para pabrikan teknologi dan elektronika seperti komputer, ponsel, sampai pengembangan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.
Dalam acara yang dilangsungkan di Messe Berlin, Jerman sampai akhir pekan ini, digelar konvensi perdana tentang eksplorasi teknologi otomotif baru dengan kemampuan mengubah cara pikir manusia, hidup, serta mengemudi.
Baca Juga: Misterius! Tanah di Lombok Bergoyang dan Keluarkan Aroma Wangi
Topik utamanya pun menggunakan tajuk Pergeseran Otomotif, Masa Depan Mengemudi, dengan pembicara tokoh-tokoh pabrikan kendaraan roda empat (R4) terkemuka Jerman seperti BMW, Daimler, dan perangkat navigasi seperti TomTom, dan masih banyak lagi.
Beberapa talk show selanjutnya sarat nilai otomotif pula, seperti judul Bagaimana Mesti Mempercayai Kendaraan Otonom?, Rahasia Bersaing dengan Para Pemain Baru Dunia Otomotif, Layanan Terpadu Ultimate Urban Car, Menghubungkan Mobil dengan 5G, dan seterusnya.
Nantinya, konvensi otomotif ini akan diadakan rutin dua kali setahun di Jerman, mengambil lokasi di Jenewa dan Berlin, yaitu bersamaan dengan ajang Geneva International Motor Show dan IFA, seperti yang berlangsung saat ini.