Suara.com - Kemajuan teknologi telah merambah segala bidang, tidak terkecuali industri otomotif. Salah satu yang paling hits adalah Autonomous Emergency Braking (AEB) atau sistem pengereman otomatis pada kendaraan roda empat (R4).
Bahkan berdasarkan data Thatcham Research yang dipetik dari Departemen Transportasi dan Pusat Penelitian Inggris, sebanyak 2.500 kecelakaan bisa terhindarkan berkat sistem AEB yang dipasang pada tunggangan R4.
Selain itu, pelitian ini menyatakan ada sekitar 1.000 nyawa per tahun berhasil diselamatkan berkat teknologi AEB. Dan diprediksi, dalam sepuluh tahun ke depan mampu menyelamatkan lebih dari 120.000 korban dengan presentase 38 persen pengurangan kecelakaan di Inggris.
"Dengan jumlah kecelakaan yang meningkat dari tahun ke tahun, kemampuan AEB yang terbukti mampu menghindari dan mengurangi tabrakan. Ini tidak boleh diabaikan," kata Matthew Avery, Direktur Thatcham Research, dikutip dari Autoevolution, Selasa (21/08/2018).
Baca Juga: Sapi 1 Ton dari Jokowi di Surabaya akan Disembelih Besok
Untuk saat ini, beberapa pabrikan R4 telah mengembangkan teknologi AEB. Namun belum ada undang-undang yang mengatur fitur itu menjadi sebuah peranti standar atau wajib pasang.
Sebagai wacana, fitur AEB akan melakukan pengereman secara otomatis dalam situasi yang dianggap kritis. Sebelumnya pengemudi akan diberi sebuah peringatan bila akan terjadi tabrakan.
Namun bila tidak respon dari pengemudi maka AEB akan segera mengambil alih untuk meminimalkan tabrakan. Kebanyakan sistem AEB pada kendaraan R4 dilengkapi fitur pendukung seperti kamera, radar, sampai lidar untuk mendeteksi potensi bahaya di depan mobil.
Penggunaan lidar (light detection and ranging) sendiri adalah temuan canggih berupa teknologi sensor jarak jauh yang memanfaatkan properti cahaya tersebar untuk menemukan informasi dari sebuah obyek sebagai target. Jarak ditentukan dengan menghitung waktu saat transmisi pulsa dipancarkan dan sinyal terdeteksi.
Baca Juga: Antrean Tiket Bulutangkis Ricuh, INASGOC Gratiskan Zona Festival