Suara.com - Tunggu sebentar, usah galau dengan kata ABG serta era 1980-an. ABG di sini bisa diartikan Angkatan Babe Guwe alias zaman old. Jadi selaras dengan masa yang disebut, kurang lebih mendekati 40 tahun silam.
Majalah dan situs kenamaan asal Inggris, Classic and Sports Car membuat daftar sederet kendaraan roda empat (R4) kelas premium, yang berjaya di era 1980-an menyusul pertanyaan dari pembaca zaman now: memangnya ada, sports car yang hits di masa itu?
Sebuah zaman di mana para lelaki kekinian (sekali lagi, bukan zaman now, tetapi di masanya) berambut gondrong rapi, cute dengan make-up berjuluk "zaman New Romantic", serta dunia musik Britania Raya tengah merajai dunia lewat kemunculan band Duran Duran, Depeche Mode serta Spandau Ballet. Coba tanyakan kepada orangtua Anda, rasanya mereka susah berkata "tidak kenal" dengan nama-nama ini.
Sementara di dunia sports car, masa ini ditandai dengan munculnya sederet tunggangan premium atau luks dengan dapur pacu garang, ditambah desain bodi tegas serta kotak, nyaris tanpa sentuhan garis melengkung. Nama-nama produsen yang berjaya adalah De Lorean, Lotus, Jaguar, Audi, BMW, Porsche dan tentunya Ferrari merajai pasar kelas atas.
Baca Juga: Pelaku Wisata Optimistis Pariwisata NTB Cepat Pulih
Saat menyebut tipe Lotus Esprit Turbo, De Lorean DMC-12, atau Jaguar XJ-S 5.3 HE, masyarakat otomotif zaman old bisa bersiul kagum. Karena produk R4 itu menandai era mereka. Dan untuk produksi The Prancing Horse dari Maranello, Italia, nama kondang primadona mereka saat itu adalah Ferrari 308 GTS, dengan permintaan pasar yang masih tinggi sampai sekitar 1984.
Dan yang menjadi pilihan juara dari kelompok Ferrari 308 GTS menurut Classic and Sports Car adalah Ferrari 308 GTSi QV produksi 1982. Tunggangan karya butik otomotif milik Enzo Ferrari ini disebut sebagai, "salah satu yang sangat kental napas Ferrari, sekaligus paling murni". Artinya kurang lebih, tak saja hits di soal desain fisik, namun sangat memanjakan unsur kecepatan atau dapur pacu.
Inisial "GTSi QV" menandakan mesin empat katup per kepala silinder alias quattro valve, sangat memompa adrenalin saat diajak meliuk dengan unsur g-force dan top speed mencapai 150 mil/jam, atau mendekati 250 km/jam.
Akselerasi hanya membutuhkan waktu enam detik, pada putaran mencapai 4.500 rpm. Dan memegang janji Ferrari sebagai raja tunggangan bertenaga, mesin bakal mati bila dipacu dalam kecepatan rendah.
Satu keunggulan lagi, di sektor interior, produk The Prancing Horse satu ini membingkiskan ruangan lega, dengan jarak pandang bagus, serta jok dan trimming seluruh kabin menggunakan material kulit kelas atas.
Baca Juga: Inikah Penyebab Nina Tamam Gugat Cerai Erikar Lebang?
Hal itu memupus kesan bahwa sebuah sports car pasti mengorbankan unsur kenyamanan dengan desain kabin kecil, sesak, sekaligus jarak pandang terbatas demi tuntutan desain eksterior serba aerodinamis.