Suara.com - Di antara gempita penyambutan api abadi untuk Torch Relay Asian Games 2018, ada satu hal tak luput dari perhatian insan otomotif. Yaitu jip yang digunakan, serta pengemudinya, dari Korps Wanita Angkatan Udara (Wara), prajurit perempuan TNI Angkatan Udara.
Berada di balik kemudi Jeep Wrangler Rubicon warna biru khas TNI-AU, berpelat nomor 1-00, bernilai nominal di rentang Rp 700 juta sampai sekitar Rp 1 miliar adalah Sersan Kepala Kiki Wihani dari Wara Pangkalan TNI-AU Adisutijpto Yogyakarta.
Sersan Kiki, begitu ia diakrabi, menyatakan bahwa dirinya ditunjuk secara mendadak oleh pimpinan. Tugasnya kali ini adalah menyetir kendaraan yang dicopot bagian soft-top atau hard-top untuk kebutuhan parade, seperti inspeksi pasukan. Dan kali ini untuk digunakan kirab obor Torch Relay Asian Games 2018.
Hal ini adalah bagian dari tugas negara, demikian disampaikan Sersan Kepala Kiki Wihani.
Baca Juga: Novel : Jokowi Masih Punya Kesempatan Tepati Janji Jelang Pilpres
"Awal penunjukan saya pada jam tujuh pagi waktu setempat, mendapatkan mandat untuk membawa api abadi dalam obor Asian Games dan dalam waktu lima menit saya sudah berada di Base Ops," ceritanya.
Satu hal membanggakan bagi Sersan Kepala Kiki Wihani adalah di antara para anggota Wara, dialah yang ditunjuk untuk menyetir menuju Museum Dirgantara.
Tetapi di sisi lain, ia juga menyatakan bahwa tugas negara ini bukanlah hal main-main. Selain api abadi, sosok yang dibawanya adalah orang-orang penting negeri ini, yaitu KSAU Marsekal Yuyu Sutisna, Sri Sultan Hamengkubuwono X, serta legenda bulutangkis Susy Susanti.
Lantas bagaimana caranya mengendalikan Jeep Wrangler Rubicon milik TNI-AU selama perjalanan menuju Museum Dirgantara itu?
"Yang paling saya perhatikan adalah mengatur jalannya mobil. Bagaimana caranya agar seluruh tokoh yang berada di jip ini merasa nyaman," papar Sersan Kepala Kiki Wihani.
Baca Juga: Daeng Aziz Bos Kalijodo Seteru Ahok Jadi Caleg Partai Gerindra
Ia melanjutkan, "Saya mesti jeli melihat situasi, harus bisa mengatur laju mobil, sambil memperhatikan baik dari arah depan maupun belakang. Sebuah prioritas bahwa yang dibawa harus nyaman. Lalu mengatur jarak ke kendaraan lain sekian jauhnya, atau dekatnya. Mengerem juga harus berhati-hati."