Suara.com - Dalam beberapa waktu terakhir, nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah. Hal ini tidak hanya berimbas pada meningkatnya harga bahan pokok, tetapi harga-harga kendaraan pula.
Melihat situasi ini, Ketua Umum Gaikindo Yohanes Nangoi memberi sinyal bila harga mobil di Indonesia akan segera mengalami kenaikan. Namun hal ini bergantung pada masing-masing agen pemegang merek (APM).
"Kalau dia (APM) mau bertahan terus ya, silakan. Tetapi kalau menurut perhitungan saya, nilai tukar dolar Amerika Serikat akan cukup berpengaruh. Idealnya karena kemarin kami memulai dari Rp 13.000 dan sekarang sudah Rp 14.500, atau naik sekitar enam sampai tujuh persen, cukup berpengaruh," kata Nangoi di Jakarta, Rabu (11/07/2018).
Namun demikian, untuk urusan kenaikan harga produk, Gaikindo tidak memberi imbauan apapun. Pasalnya, menurut Nangoi hal ini terlalu sensitif, terlebih bila Gaikindo ikut campur berapa kenaikan harga setiap produk.
Baca Juga: PAN Simpan Anies dan Gatot Jadi Capres - Cawapres Alternatif
"Gaikindo tak pernah menyinggung soal harga, bahaya soalnya nanti bisa dibilang monopoli. Kalau saya pikir Rupiah bertahan di angka Rp 14.500 cukup lama akan berpengaruh terhadap cost structure pada mobil. Kalau cost structure terganggu mereka akan bikin policy mengenai kenaikan harga," ungkap Nangoi.
Terakhir Nangoi memberi contoh bila saat ini sudah ada APM yang mulai menaikkan harga. "Contohnya saja Isuzu sudah menaikkan harga," tukasnya.