Suara.com - Honda telah mengonfirmasi penyebab kecelakaan fatal yang terjadi awal pekan ini di Malaysia, yakni dari inflator airbag Takata yang bermasalah.
Dikutip Carcoops dari Reuters, pengemudi Honda City 2004 tewas di Kuala Lumpur. Ini diyakini menjadi kematian ke-23 di seluruh dunia terkait dengan inflator airbag yang dapat memuntahkan fragmen logam ketika keluar.
Dari jumlah tersebut, 19 korban jiwa telah terjadi di kendaraan Honda, 13 di antaranya terjadi di Amerika Serikat, lima di Malaysia dan satu di Australia.
Menurut pembuat mobil asal Jepang itu, Honda City yang terlibat dalam kecelakaan terbaru ini telah ditarik kembali pada tahun 2015 tetapi tidak pernah diperbaiki.
Baca Juga: Honda City "Batman" Mejeng di Nepal
Secara total, hampir 30 juta kendaraan AS tetap tidak diperbaiki dalam penarikan kembali. Lebih dari 290 cedera di seluruh dunia juga terkait dengan inflator Takata yang dapat meledak, melepaskan pecahan logam di dalam mobil dan truk. Cacat itu menyebabkan Takata mengajukan perlindungan kebangkrutan pada Juni 2017.
Pada bulan September 2017, muncul bahwa Honda telah menyetujui perbaikan massal senilai 605 juta dolar AS atau sekitar Rp 8,3 triliunan yang mencakup sejumlah klaim, termasuk tuduhan bahwa perusahaan "secara tidak akurat mewakili" kendaraan sebagai aman.
Masalah Takata pada Honda sejauh ini adalah yang terbesar dari setiap produsen mobil pribadi. Sebagai perbandingan, BMW, Mazda, Subaru, dan Toyota mencapai 553 juta dolar AS (Rp 7,6 triliun) dengan pemerintah Amerika Serikat pada Mei tahun lalu.
Sekitar 11,4 juta kendaraan Honda di Amerika Serikat saat ini sedang dalam penarikan, sementara 5,1 juta lainnya diharapkan akan ditarik kembali di kemudian hari.
Produsen mobil Jepang sebelumnya telah mengonfirmasi 18 kematian sejak 2009 terkait dengan masalah yang memicu penarikan keamanan industri otomotif terbesar dalam sejarah, yang melibatkan sekitar 100 juta inflator di antara 19 produsen utama.
Baca Juga: Ubahan Minor New Honda City Demi Aura Sporty Lebih Kental