Suara.com - Presiden Direktur PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI), Kyoya Kondo mengatakan mendukung penuh kebijakan pemerintah terkait mobil listrik, meski menurut dia yang paling realistis dalam waktu dekat adalah mobil hibrida.
Kondo, dalam acara buka puasa bersama jurnalis di Jakarta, Rabu (30/5/2018), mengatakan bahwa ambisi pemerintah untuk mengembangkan mobil listrik butuh infrastruktur yang tak sedikit, yang jika dibangun akan butuh waktu lama.
"Solusi praktisnya itu pakai plug-in hybrid electric vehicle (PHEV)," kata Kondo.
PHEV merupakan teknologi mobil hibrida yang mengombinasikan mesin berbahan bakar minyak dan baterai listrik. Jika baterai pada mobil hibrida biasa tak bisa diisi ulang dengan cara disambungkan dengan colokan listrik, maka PHEV sudah dibekali teknologi untuk isi ulang baterai.
Mitsubishi sendiri sudah memiliki Outlander PHEV dan pada Februari beberapa unit mobil hibrida itu telah disumbangkan kepada Kementerian Perindustrian untuk dipelajari.
Kondo sendiri mengklaim bahwa PHEV bisa menjadi solusi jangka pendek karena cocok dengan kondisi geografis di Indonesia. Pasalnya faktor iklim yang panas juga akan mempengaruhi orang untuk selalu pakai AC. Dengan begitu baterai pastinya akan cepat habis.
"Pada mobil PHEV baterai habis masih ada bensin. Jadi PHEV solusi paling cocok di terapkan dalam waktu dekat," terangnya.
Pada kesempatan yang sama Kondo juga mengatakan bahwa Mitsubishi yakin pemerintah tak akan serta-merta melarang penjualan atau produksi mobil berbahan bakar minyak di Indonesia.
"Saat ini agen pemegang merek sudah investasi sekian banyak untuk mesin konvensional. Pasti akan ada transisi, industri tidak mungkin dimatikan begitu saja," tutup Kondo.
Pemerintah Presiden Joko Widodo pada tahun lalu mengumumkan akan mengembangkan industri mobil listrik dalam negeri. Target pemerintah pada 2025, sudah 20 persen dari total produksi mobil dalam negeri menggunakan mesin listrik.