Menperin Pastikan Tak Akan Serta-merta Hapus Mobil Nonlistrik

Liberty Jemadu Suara.Com
Kamis, 24 Mei 2018 | 02:15 WIB
Menperin Pastikan Tak Akan Serta-merta Hapus Mobil Nonlistrik
Menteri Perindustrian (Menperin), Airlangga Hartarto di di seputar Indonesia Convention Exhibition (ICE), Serpong, Tangerang. [Suara.com/Insan Akbar Krisnamusi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Perindustrian, Airlangga Hartato, mengatakan bahwa pemerintah tak akan langsung membatasi produksi dan penjualan mobil berbahan bakar minyak di Indonesia demi mendorong perkembangan mobil listrik.

Pernyataan itu disampaikan Airlangga, Rabu (23/5/2018), setelah Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mendesak pemerintah untuk tak mengorbankan industri otomotif yang ada saat ini demi mobil listrik.

"Dalam roadmap pengembangan kendaraan bermotor nasional, kami memang tidak menghapuskan serta-merta semua kendaraan dengan mesin pembakaran," kata Airlangga.

Meski demikian, Airlangga menekankan bahwa pemerintah akan tetap mendorong percepatan pengembangan produksi mobil listrik di dalam negeri.

Kemenperin akan mendorong sejumlah pelaku manufaktur otomotif dan pihak perguruan tinggi untuk terus melakukan riset dalam menghasilkan inovasi teknologi.

"Teknologi mobil listrik itu ada macam-macam tipe, antara lain plug in hybrid, hybrid, dan electric vehicle. Ini yang akan kita coba," kata Airlangga.

Airlangga menjelaskan beberapa produsen otomotif di Indonesia telah siap berinvestasi untuk mengembangkan kendaraan emisi karbon rendah (low carbon emission vehicle/LCEV) atau mengusung konsep ramah lingkungan, termasuk mobil listrik.

Mitsubishi, misalnya, telah menghibahkan sebanyak 10 mobil listrik kepada pemerintah Indonesia untuk dilakukan studi bersama mengenai teknologinya.

Kemudian, Toyota juga tengah melakukan studi bersama dengan melibatkan UI, UGM, ITS, dan ITB yang akan mempelajari teknologi berbagai tipe mobil listrik.

Menperin menilai salah satu kunci pengembangan mobil listrik itu berada di teknologi "energy saving", yaitu penggunaan baterai.

"Indonesia punya sumber bahan baku untuk pembuatan komponen baterai, seperti nikel murni. Artinya, nikel murni tersebut bisa diproduksi dan diolah di dalam negeri," kata dia.

Kini, sudah ada industri pengolahan nikel murni yang berinvestasi di Morowali dan Halmahera. Selain itu, ada satu bahan baku lainnya, yakni kobalt yang juga dapat mendukung pembuatan baterai. Potensi kobalt ini ada di Bangka.

Dengan ketersediaan dua sumber bahan baku tersebut, Menperin meyakini teknologi baterai untuk mobil listrik dapat dikuasai terlebih dahulu.

Seiring dengan penerapan teknologi tersebut, mobil yang ramah lingkungan juga bisa menggunakan fuel cell atau bahan bakar hidrogen.

Kemenperin telah bekerja sama dengan Fraunhofer dan Tsukuba University untuk melakukan litbang terhadap jenis ganggang tertentu dengan Palm Oil Mill Effluent (POME) yang bisa menghasilkan biofuel. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI