Suara.com - Asap pekat dan dengungan suara knalpot semuanya bisa menjadi masa lalu bagi penumpang bus dalam beberapa dekade mendatang. Sebuah studi baru dari Bloomberg New Energy Finance (BNEF) memprediksi bahwa armada bus akan beralih ke tenaga listrik dengan sangat cepat. Sebanyak 80 persen pada 2040 semua bus akan bertenaga listrik.
Itu adopsi yang jauh lebih cepat dari studi yang memprediksi tenaga listrik untuk mobil biasa. BNEF mengatakan, hanya 30 persen dari semua kendaraan ringan pada 2040 akan EVs.
Sementara pada tahun 2030, studi ini memprediksi bahwa 84 persen dari semua bus baru yang terjual akan menjadi listrik, tapi hanya 28 persen mobil baru yang dijual di tahun itu yang diharapkan menjadi EVS.
Ada beberapa keuntungan nyata dari bus-bus yang ada sekarang ini. Mereka cenderung melakukan perjalanan jarak pendek, di mana jika dengan powertrain EV dapat memulihkan energi yang signifikan melalui pengereman regeneratif.
Baca Juga: Bus Listrik untuk Jakarta, PT MAB Siap Penuhi Harapan Jokowi
Sedangkan model pembakaran internal saat ini, cenderung boros bahan bakar. Bagi penduduk kota, bus yang lebih tenang dan kurang polusi adalah pilihan tepat.
Ada manfaat bagi operator bus karena BNEF mengatakan bahwa versi EV memiliki biaya kepemilikan total yang lebih rendah daripada model tradisional.
Studi ini bukan mimpi semata karena BNEF mengatakan bahwa sudah ada 300.000 bus listrik di jalan-jalan di Cina. Produsen besar seperti Volvo dan Daimler telah meluncurkan bus listrik.
Bus EV lainnya, Proterra Catalyst E2, bahkan berhasil melintasi 1.101,2 mil dengan sekali pengisian baterai berkapasitas 660 kilowatt-hour. Di AS, San Francisco Municipal Transportation Agency, telah berkomitmen untuk menjalankan armada semua bus listrik pada 2035, dengan setiap bus baru yang dibeli setelah 2025 menjadi EV. [Cnet]
Baca Juga: Jokowi Minta Anies Ganti Bus di Jakarta dengan Bus Listrik