Suara.com - Aksi terorisme menghantui Indonesia dalam beberapa hari terakhir. Mulai dari serangan di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok sampai beberapa lokasi di Jawa Timur.
Akibat rentetan aksi tidak bertanggung jawab ini, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mengkonfirmasi bahwa Indonesia ditetapkan ke dalam status Siaga Satu.
Lalu bagaimana dampak serangan teror terhadap industri otomotif Indonesia? Menanggapi hal itu, Fransiscus Soerjopranoto, Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM) mengungkapkan belum ada dampak terhadap aksi teror yang terjadi belakangan.
"Belum terlihat. Mudah-mudahan tidak berdampak ke industri otomotif," ujar Soerjopranoto saat dihubungi Suara.com, Jakarta, Selasa (15/5/2018).
Baca Juga: Video Reaksi Risma saat Tahu Bom Meledak Ini Bikin Publik Nangis
Terkait pendistribusian, pria yang akrab disapa Soerjo itu menyatakan sejauh ini masih aman. "Masih normal, kebetulan fasilitas yard kita tidak berada di tengah kota," katanya.
Senada dengan pernyataan Soerjo, Amelia Tjandra, Direktur Pemasaran PT Astra Daihatsu Motor (ADM) mengaku, sejauh ini proses produksi dan distribusi masih berjalan dengan normal.
"Produksi kita masih jalan. Jadi masih beroperasi biasa," kata Amelia.
Sementara itu, Hana Maharani, Head of Communication PT Nissan Motor Indonesia, mengungkapkan aksi teror tidak hanya akan berdampak ke sektor otomotif, tetapi urusan ekonomi. Namun karena kejadiannya baru, Hana mengaku belum ada masalah.
"Sejauh ini belum terlihat. Tetapi semoga tidak akan berdampak," harap Hana.
Baca Juga: Komunitas Otomotif Jabar Deklarasi Antihoax dan Radikalisme
Sedangkan untuk produk-produk lansiran Honda, Jonfis Fandy, Marketing and Aftersales Service Director PT Honda Prospect Motor mengatakan, ia masih memantau informasi akan dampak teror.