Dosen UI Hadirkan Gatrik Bisa Atasi Ketersediaan Listrik

Dythia Novianty Suara.Com
Minggu, 11 Maret 2018 | 06:45 WIB
Dosen UI Hadirkan Gatrik Bisa Atasi Ketersediaan Listrik
Sebuah mobil listrik sedang mengisi ulang baterainya. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Keduanya berhasil menyabet juara I pada Pertamina Ide Gila Competition 2017 kategori Ide Bisnis dan Invoatif. Penggunaan Gatrik sendiri perlu dipadukan dengan DC House, karya peneliti Indonesia yang menjadi profesor di California Poly State University (Calpoly) Amerika Serikat, Dr Taufik.

Tenaga Surya Untuk pengisian ulang dari Gatrik tersebut dapat menggunakan tenaga surya. Indonesia dianugerahi penyinaran matahari sepanjang tahun karena berlokasi di jalur khatulistiwa.

Kementerian ESDM memperkirakan bahwa potensi energi surya di Indonesia mencapai 530 Giga Watt (GW) atau sekitar 9-10 kali lipat dari total gabungan kapasitas pembangkit listrik yang ada di Indonesia saat ini.

Bayangkan begitu besarnya potensi tersebut.

Baca Juga: Toyota - Suzuki Sepakat Luncurkan Mobil Listrik pada Tahun 2020

Begitu juga harga material pada saat ini, jauh lebih murah. Hudaya ingat saat membeli satu buah panel sel surya 80 Watt Peak (WP) di Glodok, harganya berkisar Rp4 juta, tapi sekarang harga panel 100 Wp hanya berkisar Rp1 juta.

Namun kendala utama, dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sifatnya menghasilkan daya yang berubah-ubah tiap waktu tergantung dari cuaca. Selain itu PLTS hanya bekerja saat siang hari. Pada malam hari tidak ada listrik yang bisa dihasilkan.

"Untuk PLTS harus digabung dengan media penyimpanan energi seperti baterai lithium agar pasokan listrik ke bebannya stabil dan pengisian ulang berjalan baik," papar dia.

Fakultas Teknik UI sendiri bekerja sama PT Wijaya Karya memadukan konsep Gatrik tersebut dengan DC House yang diaplikasikan di Sekolah Master (SM), Depok, Jawa Barat.

DC House sendiri merupakan sistem pengaliran listrik dengan metode direct current (DC). Untuk biaya pembuatannya pun relatif murah untuk instalasi DC House dan Gatrik hanya menghabiskan Rp10 juta dan menghemat biaya listrik setiap bulannya di sekolah itu yang mencapai Rp15 juta.

Baca Juga: Riset Mobil Listrik di Indonesia, Dapat Insentif Pajak Besar

Aplikasi Gatrik dan DC House ini bisa digunakan untuk daerah-daerah di kawasan 3T dan bisa menjadi solusi masalah kelistrikan di Tanah Air. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI