Suara.com - Mitsubishi mengaku masih belum mempunyai rencana konkret mengenai peluncuran mobil hibrida mereka, Outlander PHEV, di Indonesia. Mereka mengaku masih menunggu detail regulasi insentif pajak mobil hibrida dan mobil listrik dari pemerintah.
"Sulit untuk mengatakan iya atau tidak (meluncur tahun ini), tapi yang pasti kami belum punya rencana konkret," kata Presiden Direktur PT. Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI), Kyoya Kondo, saat menjawab pertanyaan Suara.com dalam acara temu awal tahun dengan media massa, akhir pekan ini di Jakarta.
Seperti diketahui, pemerintah kini sedang menggodok regulasi low carbon emission vehicle (LCEV) berisi insentif pajak seperti bea masuk dan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) bagi mobil hibrida serta mobil listrik. Dalam jangka waktu sekitar 3-5 tahun, pabrikan-pabrikan yang mendapatkan insentif lalu diminta memproduksi kendaraan berbahan alternatif mereka di negeri ini.
Peraturan tersebut ditargetkan terbit pada 2018.
Baca Juga: Polisi Lakukan Pembantaran pada Ibu Pembunuh Anak, Kenapa?
"Peraturan Presiden belum ditandatangani dan reegulasi LCEV belum diumumkan. Kami harus melihat rinciannya dulu," ucap Kondo.
Mitsubishi sendiri pada akhir tahun lalu menandatangani nota kesepahaman dengan pemerintah mengenai donasi delapan unit Outlander PHEV plus dua unit mobil listrik i-MiEV untuk digunakan sebagai obyek studi oleh kementerian dan lembaga pemerintah terkait, juga perguruan tinggi. Di samping itu, diserahkan pula empat unit stasiun pengisi daya mobil listrik.
"Pada akhir bulan ini, tepatnya pada 26 Februari, kami bakal mengadakan seremoni penyerahan delapan unit Outlander PHEV, dua unit i-MiEV, dan stasiun pengisi daya mobil listrik kepada Kementerian Perindustrian," ungkap Kondo lagi.
Outlander PHEV sendiri merupakan kendaraan berteknologi plug-in hybrid electric vehicle terpopuler di Eropa dengan penjualan lebih dari 100 ribu unit. Pada 2014, Mitsubishi sempat berencana memperkenalkannya di Nusantara, tapi batal karena berbagai alasan.
Outlander PHEV memadukan mesin bensin konvesional dengan motor penggerak listrik untuk roda depan dan roda belakang yang mendapatkan suplai tenaga dari baterai lithium-ion. Tidak adanya girboks pada SUV berpenggerak empat roda 'Super All-Wheel Control' ini membuat bobot lebih ringan, memiliki layout lebih sederhana, berjarak tempuh panjang, dan ramah lingkungan.
Baca Juga: Ini 13 Cara Cepat dan Mudah Dapat Uang