Industri Pembiayaan Otomotif Berharap Tuah Tahun Politik

Sabtu, 10 Februari 2018 | 11:39 WIB
Industri Pembiayaan Otomotif Berharap Tuah Tahun Politik
PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia di GIIAS Medan Auto Show 2017. [Suara.com/Aditya Gema Pratomo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perusahaan pembiayaan otomotif berharap tahun politik yang dimulai pada 2018 hingga 2019 mampu meningkatkan daya beli masyarakat terhadap kendaraan bermotor. Dengan demikian tingkat kredit macet (non-performing finance/NPF) diharapkan juga bisa berkurang.

Para agen tunggal pemegang merek (ATPM) dalam beberapa kesempatan memang mengatakan bahwa pasar otomotif 2017 diwarnai pengetatan kredit karena NPF relatif tinggi. Hal itu juga diakui oleh PT. Adira Dinamika Multi Finance (Adira Finance).

Chief Executive Officer Adira Finance, Hafid Hadeli, kemudian mengatakan pada tahun politik ada kemungkinan kemampuan konsumsi masyarakat lebih tinggi. Pasalnya, di tahun politik biasanya tarif berbagai kebutuhan rumah tangga dan harga bahan-bahan pokok tidak naik.

"Tahun kemarin (2017), kan, masih terbebani kenaikan (tarif) listrik, gas, dan lain sebagainya. Tahun ini kelihatannya tidak ada. Tapi pendapatan, kan, naik" ujar dia usai penandatanganan nota kesepahaman antara Adira Finance dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk pengembangan kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan, Jumat (9/2/2018) kemarin di Jakarta.

Ia mengatakan, jika skenario itu terjadi, masyarakat pun bisa memiliki uang ekstra untuk membeli kendaraan. "Kalau tadi pendapatan lebih baik, diharapkan, kan, kemampuan bayar lebih baik," kata Hafid.

Adira Finance mengakhiri 2017 dengan pembiayaan sebesar Rp32,7 triliun atau naik 6 persen dibandingkan 2016. Dari total pembiayaan tahun lalu, hanya 3 persen yang disalurkan untuk kredit non-otomotif.

Hafid mengklaim bahwa dia belum mendapatkan tingkat NPF setahun penuh, tapi NPF untuk Januari-November 2017 ialah 2 persen.

Adira menargetkan pertumbuhan pembiayaan 5-10 persen tahun ini, dengan NPF di bawah 2 persen. Pada Januari kemarin pembiayaan perusahaan terbuka ini sendiri mencapai Rp2,8 triliun, naik 30 persen-an dibandingkan periode yang sama di 2016 yang 'cuma' Rp2,1 triliun.

Komposisi pembiayaan sendiri hampir sama dengan tahun lalu. Hampir seluruhnya didistribusikan ke kredit otomotif.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI