Suara.com - Mercedes-Benz membeberkan bakal meramaikan pasar mobil listrik, khususnya plug-in hybrid electric vehicle (PHEV), di Indonesia mulai 2018 dengan memperkenalkan merek EQ.
Pabrikan otomotif terkemuka asal Jerman ini juga yakin mampu melakukan perakitan lokal di pabrik mereka di Wanaherang, Bogor, dua tahun setelah meluncurkan kendaraan PHEV.
"Tahun ini kami akan meluncurkan secara resmi merek EQ di Indonesia. EQ adalah 'payung' dari semua model mobil listrik dan hibrida dari Mercedes-Benz," beber Presiden Direktur dan CEO PT. Mercedes-Benz Distribution Indonesia, Roelof Lamberts, di Jakarta, Selasa (6/2/2018) lalu.
Meski begitu, model mana yang akan diluncurkan terlebih dahulu belum diputuskan. Ini tergantung dari skema insentif pajak bagi mobil hibrida dan mobil listrik yang sedang disusun pemerintah dan ditargetkan untuk disahkan pada tahun ini.
Baca Juga: Indonesia Masuk 30 Besar Penjualan Mercedes-Benz Global di 2017
Belum diketahui juga apakah introduksi merek itu akan langsung dibarengi dengan peluncuran dan pemasaran mobil PHEV Mercedes.
"Kami punya E350 E, C350 E, dan tahun depan akan ada S560 E," ujar Lamberts mencontohkan.
Foto: Presiden Direktur dan CEO PT. Mercedes-Benz Distribution Indonesia, Roelof Lamberts (tengah), di Jakarta, Selasa (6/2/2018) lalu. [Suara.com/Insan Akbar Krisnamusi]
Insentif pajak yang nantinya diberikan pemerintah sendiri memperbolehkan pabrikan-pabrikan mengimpor utuh mobil listrik dan mobil hibrida mereka selama beberapa tahun, sebelum diwajibkan merakitnya secara lokal. Mercedes menyatakan siap memenuhi persyaratan itu.
Baca Juga: Mercedes-Benz dan Gaikindo Akhirnya Berdamai
"Kami berkomitmen akan buat perakitan lokal untuk mobil PHEV. Tapi, sepengetahuan saya, ada kelonggaran waktu jeda untuk impor dulu. Berapa lama kami bisa rakit lokal mungkin maksimal 2 tahun (setelah meluncur)," tukas Lamberts.