Hadapi Merek Cina, Daihatsu: Jualan Tak Cuma Soal Produk

Kamis, 25 Januari 2018 | 20:15 WIB
Hadapi Merek Cina, Daihatsu: Jualan Tak Cuma Soal Produk
Ilustrasi merek mobil Daihatsu (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Daihatsu tetap percaya diri menghadapi persaingan di pasar otomotif Indonesia yang makin ketat dengan serbuan merek Cina. Menurut Daihatsu, berjualan mobil bukan cuma soal produk, tapi juga purnajualnya, dan mereka mengklaim unggul di sektor tersebut.

Pada 2017, dua pabrikan Cina yaitu Wuling dan Dongfeng Sokon kompak memulai aktivitas penjualan di Indonesia. Strategi keduanya identik yakni memasarkan produk dengan harga yang jauh lebih rendah dibandingkan kompetitor-kompetitor sekelasnya, bahkan menyikut mobil yang sekelas di bawahnya.

Wuling sejauh ini sudah menjual low multi purpose vehicle (LMPV) Confero dan sedang bersiap meluncurkan MPV menengah bernama Cortez pada kuartal satu 2018. Sokon sendiri tahun lalu masih bermain di segmen kendaraan niaga ringan, tapi telah memastikan bakal meluncurkan Glory 580, pesaing Honda CR-V 1.5 turbo dengan harga Rp300 juta-an, awal tahun ini.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Pemasaran PT. Astra Daihatsu Motor, Amelia Tjandra, mengatakan bahwa menurut survei internal mereka, keputusan konsumen dalam membeli mobil tidak cuma bergantung pada spesifikasi produk, tapi juga bagaimana purnajualnya nanti. Faktor layanan dan kemudahan purnajual makin berpengaruh besar pada pembeli mobil pemula.

"Itu (soal purnajual) menjadi tiga besar atau setidaknya lima besar kalau secara umum mengenai dasar pemilihan mereka membeli mobil. Pada dasarnya kita (konsumen) selain memilih dari segi desain, keiritan bensin, kenyamanan, juga purnajual jadi poin utama," paparnya di Sunter, Jakarta, Rabu (24/1/2018).

Sebanyak 70 persen dari pembeli Daihatsu sendiri, menurut Amelia, ialah pembeli mobil pertama. Ia kemudian mengatakan, dengan masa pakai mobil yang bisa 4-5 tahun khususnya untuk konsumen pemula, bisnis mobil ibarat lari marathon, bukan lari jarak pendek.

"Kalau mau dipake secara panjang seperti itu tidak mungkin terlepas dari pelayanan purnajual yang harus bagus, terjangkau, dan berkualitas," sambung dia sambil kemudian menyebutkan bahwa jaringan diler Daihatsu sudah mencapai 237 di seluruh Indonesia.

Daihatsu pada tahun ini menargetkan angka yang tak jauh berbeda dibandingkan tahun lalu yaitu di kisaran 180 ribu unit. Pasalnya, pasar diperkirakan Gaikindo paling-paling hanya tumbuh sedikit menjadi 1,1 juta unit, dari sebelumnya 1,079 unit.

Pada 2017, transaksi jual-beli wholesales Daihatsu menurut data Gaikindo ialah 186.381 unit. Sementara, berdasarkan data retail yang diberikan Daihatsu, penjualan mereka ialah 185.240 unit.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI