Suara.com - Berkali-kali menambal ternyata sangat berpotensi merusak ban, apalagi jika tambal ban dilakukan tidak dengan cara yang tepat, demikian dikatakan Tejo Andriastono, Manager Pemasaran PT. YHI Indonesia, distributor ban Yokohama di Tanah Air.
Menurut Tejo, menambal ban sekali saja sebenarnya sudah berpotensi merusak kontur serta konfigurasi ban. Terlebih jika tempat menambal ban tidak tahu betul bagaimana teknik yang benar.
"Kita kan juga belum tahu betul sistem penambalannya bagaimana. Tempat-tempat menambal ban di pinggir jalan juga bisa jadi main tusuk saja," kata dia ketika diwawancarai Suara.com, beberapa waktu lalu, di Jakarta.
Lebih Tejo menjelaskan bahwa teknik menambal ban yang baik dan benar adalah dengan menutup lubang dari sisi dalam dengan alat khusus. Jika menusuknya dari luar dengan tidak hati-hati, kawat di dalam ban mungkin saja putus sehingga ban menjadi benjol.
Kalau sudah benjol, ia sangat menyarankan agar ban tak lagi dipakai. Karena itu, ia menyarankan agar ban yang bocor dibawa ke toko ban yang biasanya mengetahui teknik yang tepat.
"Dalam kondisi darurat, bisa saja ditambal di pinggir jalan dulu. Tapi sehabis itu disarankan segera ke tempat perbaikan ban yang baik. Biasanya di toko-toko ban ada (yang tahu tekniknya) dan punya (alatnya)," terangnya.
Selain itu, lanjut dia, bisa juga membeli alat tambal ban darurat yang tersedia di toko-toko perkakas, sebelum membawanya ke toko ban.
Sering Tambal Ban Justru Picu Masalah Tambahan
Kamis, 25 Januari 2018 | 20:08 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Berapa Kali Ban Motor Boleh Ditambal? Ini Jawabannya!
01 Oktober 2024 | 06:30 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Otomotif | 21:39 WIB
Otomotif | 21:00 WIB
Otomotif | 20:40 WIB
Otomotif | 19:17 WIB
Otomotif | 19:00 WIB
Otomotif | 18:37 WIB