Suara.com - Para modifikator sepeda motor Chopperland yang baru saja dibeli Presiden Joko Widodo ternyata mengaku sempat galau, saat mengetahui bahwa orang nomor satu di negeri ini menginginkan karya mereka. Namun, pada akhirnya, mereka memutuskan memenuhi permintaan Jokowi--sapaan akrab Joko Widodo.
"Pada waktu itu terus terang kami merasa dapat apresiasi banget. Tapi sedikit dilema karena motor itu sebenarnya adalah motor contoh dan memang kita rencanakan dikirim ke Jepang (pada Desember 2017) untuk eksebisi bareng Kustomfest," kata Pendiri Rumah Modifikasi Elders Garage, Heret Frasthio, dalam konferensi pers pada Sabtu (20/1/2018) di Lebak Bulus, Jakarta.
Mereka pun sempat membicarakan mengenai hal ini di internal dan akhirnya memutuskan untuk menjualnya.
"Saat kami informasikan untuk dijual, kami juga informasikankan salah satu permintaan yaitu kami boleh bawa motornya untuk pameran di Yokohama. Akhirnya kami deal dan malah diizinkan juga untuk mengirimkan motornya dulu (ke Yokohama). Motornya baru kembali ke Jakarta kurang lebih 15 Januari kemarin. Kami rapih-rapihkan dulu dan pada 20 Januari ini kami kirimkan," paparnya.
Seperti diberitakan Suara.com sebelumnya, Jokowi membeli motor modifikasi bernama Chopperland hasil kolaborasi Elders Garage dan Kickass Chopper yang sempat ia lihat dan tunggangi ketika para modifikator itu diundang ke Istana Bogor pada 28 Oktober bersama para pelaku industri kreatif lainnya. Elders Garage menerima telepon dari staff kepresidenan Jokowi mengenai minat sang presiden untuk membeli, hanya dua jam setelah acara di Istana Bogor.
Motor seharga Rp140 juta berwarna kuning keemasan itu dibuat dengan rangka yang diproduksi massal oleh mereka dan mengambil sebagian komponen seperti tromol, mesin, dan shockbreaker dari Royal Enfield Bullet 350 produksi 2016. Jokowi sudah membayar setengah dari banderol tersebut sebagai uang muka.
Heret mengaku, keputusannya untuk akhirnya menjual Chopperland kepada Jokowi bukan untuk membuat mereka terkenal.
"Karya kami diapresiasi sama orang nomor satu (di Indonesia) dan itu sebenarnya sebuah kebanggaan tersendiri dan kami harus mengalah. Kami bisa bikin lagi, kok. Kami juga berpikir itu akan berdampak pada dunia motor modifikasi. Bukan cuma buat garage kami, tapi buat kultur motornya sendiri akan berdampak," tandasnya.