Suara.com - Sejak hadir di Indonesia pada 2014, penjualan Datsun dua tahun belakangan diwarnai dengan anjloknya penjualan mereka, terutama pada 2017. Orang nomor satu di Datsun global menegaskan bahwa performa kurang baik tersebut hanyalah sebuah fase dalam bisnis yang belum dapat digunakan sebagai dasar untuk menyebut produk-produk mereka gagal di pasar.
"Tentunya saja ada tahun yang bagus dan buruk di bisnis mobil, kami juga mengalaminya. Tapi, kami tidak hanya ingin ada di pasar ini untuk satu tahun saja. Kami ingin hadir dalam jangka panjang," kata Corporate Vice President Nissan Motor Corporation and Global Head of Datsun, Jose Roman, ketika menjawab pertanyaan Suara.com dalam wawancara terbatas pada Kamis (18/1/2018) di Jakarta.
Ia datang ke Indonesia untuk menghadiri peluncuran perdana Datsun Cross di Indonesia dan dunia pada hari itu.
Datsun muncul pertama kali dengan membawa hatchback Go Panca serta multi purpose vehicle (MPV) Go+ Panca di tahun pertamanya. Bahkan, Go+ Panca merupakan pionir di segmen low cost green car (LCGC) tujuh penumpang.
Di tahun itu, merek yang berada di bawah bendera Nissan ini langsung membukukan penjualan wholesales 20.520 unit, menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Di tahun keduanya, transaksi jual-beli mereka melonjak 43,07 persen menjadi 29.358 unit.
Tapi, setelahnya, masa 'bulan madu' Datsun berakhir kala kompetitor mobil-mobil murah semakin banyak. Pada 2016, saat Toyota Calya dan Daihatsu Sigra muncul di paruh kedua tahun tersebut, penjualan mereka turun 13,2 persen menjadi 25483 unit.
Pada 2017, ketika Calya dan Sigra mulai dijual setahun penuh dan mobil Cina Wuling Confero hadir di kuartal ketiga, distribusi Go serta Go+ Panca ke pasar langsung drop 58,86 persen menjadi 10.484 unit.
Roman kemudian meminta publik tidak menghakimi produk-produk Datsun hanya karena Go dan Go+ Panca sedang lunglai di pasar otomotif Nusantara.
"Sebuah merek mobil 'dibentuk' oleh tiga hingga empat siklus produk. Jadi, Anda tidak bisa menghakimi sebuah merek kendaraan hanya dari generasi pertama dari sebuah produk. Anda harus terus meluncurkan produk, mengirimkan kepada konsumen, mengetahui dan memenuhi kebutuhan mereka, lalu meluncurkan produk lagi. Itu adalah bagian dari bisnis. Untuk Nissan dan Datsun, kami sangat mengerti itu. Kami tidak ingin ada di sini untuk meluncurkan satu mobil. Kami ingin di Indonesia untuk jangka panjang," tegasnya.
Cross, model ketiga Datsun di negeri ini dan keenam di pasar global, ia sebut-sebut sebagai fase berikutnya bagi mereka dalam memberikan mobilitas bagi konsumen domestik.
"Dengan fitur-fitur yang kami benamkan (di Cross), kami yakin dapat memberikan perspektif lain untuk konsumen. Pada dasarnya kami berpikir telah menciptakan segmen baru di market ini (melalui Cross)," klaim Roman mengenai crossover bertransmisi manual dan otomatis X-Tronic CVT dengan harga sekitar Rp163 juta dan Rp175 juta OTR Jakarta itu.