Suara.com - Nissan memperkenalkan teknologi Brain-to-Vehicle (B2V) di Consumer Electronics Show (CES) 2018, awal pekan ini di Las Vegas, Amerika Serikat. Teknologi tersebut seakan mampu 'mentransfer' isi otak pengemudi kepada mobil saat berkendara.
CES 2018, yang berlangsung hingga 12 Januari nanti, digunakan berbagai korporasi otomotif serta teknologi untuk mempresentasikan terobosan hasil riset dan pengembangan mereka. B2V milik Nissan, seperti dijelaskan dalam keterangan resmi pabrikan ini, memungkinkan kendaraan menginterpretasikan sinyal dari pikiran.
B2V diklaim Nissan belum pernah diperkenalkan oleh pabrikan lain di dunia. Ini merupakan pengejawantahan atau penerapan terkini dari visi Nissan Intelligent Mobility.
"Ketika semua orang berbicara tentang kendaraan otonom, visi mereka sangat tidak personal, karena manusia melepaskan kendali pada mesin. Teknologi B2V justru kebalikannya. Teknologi ini menggunakan sinyal dari pikiran pengendara untuk membuat berkendara lebih menyenangkan dan nyaman," ujar Vice President Nissan Motor Corporation, Daniele Schillaci.
Baca Juga: Aliansi Nissan Siapkan Rp2,6 T untuk Danai Startup
B2V dikatakan sebagai teknologi penguraian kode pikiran untuk memperkirakan tindakan pengendara dan mendeteksi ketidaknyamanan. Pengendara menggunakan alat yang dapat mengukur gelombang aktivitas pikiran, lalu dianalisis oleh sistem otonom.
B2V, yang menggunakan kecerdasan artifisial, kemudian menangkap tanda-tanda dari pikiran pengendara tentang sebuah gerakan--seperti memutar roda kemudi atau menekan pedal--kemudian membantu agar dapat memulai aksi lebih cepat. Dengan demikian, waktu reaksi kendaraan lebih cepat sehingga pengalaman berkendara secara manual meningkat.
Sementara ini, hasil pengetesan Nissan menunjukkan reaksi kendaraan menjadi 0,2-0,5 detik lebih cepat dari aksi yang diinginkan pengemudi.
Baca Juga: Si Gesit Nissan Legendaris Secepat Bugatti Veyron Ini Dilelang
B2V dapat pula mendeteksi plus mengevaluasi ketidaknyamanan pengemudi saat mengendarai mobil. Kecerdasan artifisial selanjutnya bakal mengubah konfigurasi dan gaya berkendara ke mode otonom.
Senior Innovation Researcher Nissan Research Center, Lucian Gheorge, menjelaskan bahwa B2V mampu juga menyesuaikan lingkungan internal kendaraan agar orang di balik lingkar kemudi lebih nyaman. Salah satunya dengan menggunakan teknologi augmented reality demi menyesuaikan apa yang pengendara lihat dan membuat suasana kabin lebih nyaman.
"Potensi pengaplikasian dari teknologi ini sangat luar biasa. Penelitian ini akan menjadi acuan untuk inovasi-inovasi dalam kendaraan Nissan pada tahun-tahun mendatang," kata Gheorghe.