Suara.com - Mercedes-Benz kembali mengulangi aksinya beberapa tahun lalu, yaitu menolak memberikan data penjualan wholesales ke Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).
Pabrikan asal Jerman itu terakhir kali memberikan data penjualan wholesales ke Gaikindo pada April lalu. Selebihnya, sejak Mei sampai November kemarin, penjualan Mercedes di data Gaikindo tertulis nihil karena mereka tidak lagi menyuplai data yang dibutuhkan.
Department Manager Public Relations PT. Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI), Dennis A. Kadaruskan, menjelaskan, aksi ini dilakukan karena mereka memiliki kebijakan untuk tidak lagi memberikan data penjualan wholesales, tetapi retail.
"Data yang bisa kami berikan hanya data penjualan retail, artinya penjualan dari diler kepada konsumen," katanya ketika dihubungi Suara.com pada Rabu (27/12/2017).
Baca Juga: Cinta yang Tewas di Samping Bayinya Ternyata DIbunuh Gigolo
Menurut Dennis, Gaikindo, di sisi lain, menginginkan data penjualan wholesales yaitu data distribusi dari agen resmi pemegang merek (APM) kepada diler.
"Bagi kami yang penting adalah penjualan ke tangan konsumen. Kalau jual ke diler itu urusan berbeda. Yang penting penjualan kepada konsumen, (sehingga) konsumen bisa gunakan kendaraannya. Itu menurut kami data yang valid," ujarnya memaparkan.
Dennis menolak memberitahukan apakah ini merupakan kebijakan MBDI ataukah langsung dari prinsipal mereka di Jerman.
Sementara itu, Ketua Umum Gaikindo, Yohannes Nangoi, menerangkan bahwa pihaknya kini sedang menjalin diskusi dengan MBDI untuk menyelesaikan masalah tersebut. "Mereka mencoba kooperatif, hanya saja mereka mencoba menyesuaikan juga dengan peraturan-peraturan di pusat (Jerman) dan di Indonesia," ujar Nangoi via sambungan telepon.
Nangoi kemudian menekankan bahwa di Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Gaikindo, para anggota diwajibkan memberikan data penjualan wholesales. "Bukan hanya itu saja, kami diwajibkan oleh pemerintah, terutama Kementerian Keuangan untuk mengumpulkan data itu," ujarnya menegaskan. Ia optimistis pada Januari 2018 problem ini bisa diselesaikan.
Baca Juga: Ini Alasan Mendagri Belum Setujui APBD DKI 2018 Soal Dana Parpol
Mercedes-Benz, pada 2012 silam, pernah juga ogah memberikan data penjualan wholesales karena kebijakan prinsipal, sehingga mereka terancam sanksi dikeluarkan sebagai anggota Gaikindo. Mercedes akhirnya melunak dan bersedia membagi data itu.
Nangoi sendiri menolak memberikan kemungkinan-kemungkinan sanksi yang bisa dikenakan pada Mercedes. "Kami lagi bereskan. Saya yakin kami bisa bereskan," katanya.