Suara.com - Pabrikan asal Cina, Geely, masih mencoba membeli saham Mercedes-Benz, meskipun tawaran pertama mereka ditolak mentah-mentah oleh Mercedes.
Geely, seperti diwartakan Carscoops pada awal pekan ini, berniat menggelontorkan 4 miliar euro (Rp64,02 triliun) demi memiliki 3-5 persen saham Daimler, induk perusahaan Mercedes. Jika percobaan kali ini berhasil, Geely bakal menjadi pemegang saham terbesar ketiga di pabrikan asal Jerman tersebut.
Tiga pekan lalu, Geely sudah melakukan usaha pembelian 5 persen saham Daimler lewat skema discounted share placement. Ketika itu, Daimler menolak.
Walaupun sejauh ini Mercedes-Benz masih enggan dimiliki oleh pabrikan asal Cina, mereka sendiri sudah berpartner dengan perusahaan-perusahaan otomotif 'Negeri Tirai Bambu'. Mercedes kini masih memiliki joint venture dengan BAIC Motor Corporation dan BYD.
Baca Juga: Desain Mobil Mercedes Akan Lahir dari Prancis Mulai 2018
Adapun Geely, di sisi lain, sedang gencar-gencarnya membeli saham milik pabrikan-pabrikan dunia. Aksi agresif Geely diawali pada 2010, saat mereka membeli secara penuh saham Volvo.
Kemudian, pada tahun ini, Geely mengakuisisi 49,9 persen saham pabrikan asal Malaysia, Proton, plus 51 persen saham pabrikan mobil sport asal Inggris, Lotus. Nilai pembelian sebagian saham Proton dan Lotus mencapai 235 juta dollar AS (Rp3,19 triliun).
November kemarin, merek kendaraan baru yang dibentuk Geely yaitu Lynk&Co juga sudah mulai berjualan di pasar pertama mereka yaitu Cina dan bakal merambah Eropa serta Amerika Serikat hingga 2020. Lynk&Co menggunakan platform serta pabrik yang sama dengan Volvo.