Suara.com - BMW selangkah lagi menjadi merek mobil mewah terlaris di Cina, setelah membukukan penjualan positif pada November yang mengukuhkan mereka sebagai nomor satu di antara para pesaing di 11 bulan berjalan 2017.
BMW, seperti diwartakan Automotive News belum lama ini, berhasil meraih penjualan 55.293 unit di Cina pada November, naik 12 persen dibandingkan November tahun sebelumnya. Transaksi jual-beli BMW selama 11 bulan berjalan 2017 pun menjadi 542.362 unit, meningkat 15 persen jika dikomparasikan dengan periode yang sama tahun lalu.
BMW juga sementara ini menjadi pemimpin di segmen kendaraan premium di Negeri Tirai Bambu, menyalip pemimpin pasar terdahulu, yaitu Audi yang mendistribusikan 528.706 unit, drop 2,1 persen dibandingkan Januari-November 2016. Audi, dari nomor satu pada tahun lalu, bahkan sekarang jatuh ke urutan nomor tiga.
Pasalnya, posisi dua ditempati Mercedes-Benz. Pabrikan berlambang Three-Pointed Star tersebut berhasil mendistribusikan 539.728 selama 11 bulan terakhir, melonjak 27 persen ketimbang rentang waktu sama di 2016.
Baca Juga: Pengguna Internet Terus Bertambah, Ancaman Hoax Meningkat
Penjualan Mercedes di November tahun ini sendiri naik 22 persen dari November 2016 menjadi 50.813 unit.
Audi, meski mencatatkan penjualan lebih tinggi dari BMW di November yakni 56.208 unit, tertinggal di 11 bulan pertama 2017 akibat boikot yang sempat dilakukan diler-diler mereka pada awal tahun.
Audi saat itu diboikot oleh diler-diler mereka sendiri akibat berencana membuka jalur distribusi resmi kedua melalui rekanan lain. Boikot baru bubar pada Mei setelah rencana dibatalkan.
Lebih lanjut, pergerakan BMW pada tahun ini cukup trengginas. Mereka sedang dalam pembicaraan dengan Great Wall Motors untuk memproduksi merek Mini di Cina.
Pada Desember ini, BMW juga meluncurkan layanan taksi online (ride-sharing) di Chengdu menggunakan mobil listrik i3. Jika proyek rintisan ini berhasil, taksi online i3 akan dikembangkan ke daerah-daerah lain di Cina demi memenuhi peraturan porsi penjualan mobil listrik minimal yang ketat di negara itu pada 2019.
Baca Juga: Begini Penjelasan Setnov soal Jam Tangan dari Johanes Marliem