Suara.com - PT. Adira Dinamika Multi Finance (Adira Finance) menyalurkan pembiayaan pembelian motor dan mobil hingga sekitar Rp29 triliun sepanjang Januari-November kemarin. Adira yakin, pada akhir tahun ini, pembiayaan bisa mencapai Rp32-32,5 triliun.
Chief Executive Officer Adira Finance, Hafid Hadeli, mengatakan, total pembiayaan mereka pada 11 bulan 2017 ialah Rp29,5 triliun atau naik 8 persen ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya. Hampir seluruhnya didapat dari sektor otomotif.
"Komposisinya, (pembiayaan) motor baru 36 persen, motor bekas 20 persen, mobil baru 24 persen, mobil bekas 18 persen, elektronik 2 persen," kata Hafid memaparkan saat diwawancarai pascapeluncuran aplikasi jual-beli mobil bekas online Momobil.id, Jumat (15/12/2017) sore di Jakarta.
Menurut Hafid, komposisi tersebut hingga akhir tahun tak akan berubah signifikan. Pasalnya, 2017 tinggal menyisakan satu bulan saja.
Baca Juga: Misi Toyota-Daihatsu: Bikin Mobil Bermesin Bensin Makin Efisien
"(Pada akhir tahun ini) kami perkirakan pembiayaan kami Rp32-32,5 triliun untuk semuanya. Ini kurang-lebih meningkat 5 persen dibandingkan tahun lalu," katanya.
Hafid memperkirakan, porsi kredit macet atau non performing finance (NPF) Adira saat tutup tahun ini mencapai kurang dari 2 persen. "Sampai November ini NPF 2 persen gross tapi kami perkirakan turun jadi 1,9 persen di akhir tahun," ujarnya.
Menurut dia, NPF terbanyak datang dari pembiayaan sepeda motor, khususnya motor bekas. "Tapi itu terkompensasi dengan bunga lebih tinggi dibandingkan motor baru," kata dia.