Suara.com - Toyota percaya bahwa mobil bermesin bensin masih memiliki masa depan panjang di Indonesia, walaupun pemerintah sedang bersiap memicu terciptanya pasar mobil hibrida dan listrik melalui sebuah peraturan. Namun, target mengurangi gas rumah kaca 29 persen pada 2030 sesuai tuntutan Paris Agreement bakal membuat mesin bensin harus makin efisien dan irit bahan bakar minyak (BBM).
Paris Agreement pada 2015 silam memang menuntut dunia menjadi lebih 'hijau'. Pemerintah Indonesia pun akhirnya mencanangkan agar mobil-mobil ramah lingkungan berkontribusi 20 persen dari pasar mobil nasional pada 2025.
Hal ini berusaha diwujudkan dengan penyusunan regulasi low carbon emmision vehicle (LCEV) yang antara lain berisi insentif pajak bagi mobil hibrida serta listrik. Regulasi ini ditargetkan terbit pada awal 2018.
"Pada 2025, 80 persen pasar masih mobil bermesin pembakaran dalam (combusion engine) dan 20 persennya lagi mobil hibrida atau sejenisnya. Mesin konvensional masih tetap ada di bagian 80 persen ini," kata Executive General Manager PT. Toyota Astra Motor (TAM), Fransiskus Soerjopranoto, ketika diwawancarai pada End Year Gathering Toyota, baru-baru ini di Jakarta.
Baca Juga: Takut Mobil Swakemudi Jadi Alat Mata-mata, Cina Perketat Aturan
"Mesin pembakaran dalam berarti akan beradu teknologi. Ada mesin berteknologi VVT-i, ada yang pakai turbocharged. Ini akan menjadi salah satu pertarungan menarik secara teknologi karena tujuannya penghematan konsumsi BBM," ujarnya.
Soerjopranoto lalu mengungkapkan bahwa inilah alasan Toyota membuat sebuah virtual company dengan Daihatsu pada tahun ini, setelah sebelumnya ada pengakuisisian penuh saham Daihatsu oleh Toyota di Jepang. Virtual company itu, menurut Soerjopranoto, akan berusaha mengembangkan mobil bermesin bensin yang makin efisien dan irit BBM untuk negara-negara berkembang.
"Jadi, untuk negara-negara berkembang itu kita punya compact car yang efisiensi bahan bakarnya lebih bagus," katanya.
Sebelumnya, ketika ditemui di sela-sela Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2017, Agustus lalu, Soerjopranoto mengungkapkan bahwa virtual company Toyota-Daihatsu menganggap Indonesia sebagai fokus utama, di antara negara-negara berkembang lain di seluruh dunia. Berbekal virtual company, Toyota-Daihatsu bisa makin total menggabungkan sumber daya produksi, manufaktur, pengadaan komponen, dan teknologi untuk menciptakan produk hasil kolaborasi Toyota dengan Daihatsu.
Kerja sama produk dan perakitan antara Toyota-Daihatsu sendiri sudah terjadi sebelum virtual company dibentuk. Model-model kendaraan tersebut ialah Avanza-Xenia, Rush-Terios, Agya-Ayla, Calya-Sigra.
Baca Juga: BMW: Mobil Listrik 3 Kali Lebih Irit Ketimbang Mobil Bensin